PEMBAHASAN
A. Arti Produk
Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke
sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
kebutuhan.Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagaimerchandise.
Dalam manufaktur, produk dibeli dalam
bentuk barang mentah dan
dijual sebagaibarang jadi. Produk yang berupa barang
mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang
berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau
sejenisnya".Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce,
merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti
(untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang
diproduksi ("anything produced").Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk
pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced").
Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh
ekonom-politisi Adam Smith. Dalam penggunaan
yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok
produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri
untuk barang dan jasa.
B. Penggolongan Produk
1.
Berdasarkan
wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
a.
Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b.
Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel
reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga
mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2.
Berdasarkan
aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang
tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang
tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3.
Berdasarkan
tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk
itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang
konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui
pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b. Barang industri (industrial’s goods)
Barang
industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih
lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan
untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat
jenis :
1) Convenience goods
Merupakan
barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
2) Shopping goods
3) Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
4) Specialty goods
Barang-barang
yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya
mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan
sebagainya.
5) Unsought goods
Merupakan
barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui,
tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi
jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
C. Strategi Dan Keputusan Merek Dan
Kemasan
a.
MERK
Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol,
desain, atau suatu kombinasi dari atribut-atribut produk yang dapat memberikan
identitas kepada suatu barang dan membedakan barang tersebut dengan barang yang
lainnya. Setiap barang memiliki merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk
bagi pembeli, produsen, maupun pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
·
Bagi
Pembeli: sebagai dasar penentuan pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
·
Bagi
Produsen: sebagai identitas, promosional, membangun citra produk, dan
mengendalikan pasar
·
Bagi
Pedagang: untuk pengendalian persediaan, prestos, dan kompetitif
Strategi
pengembangan merk, yaitu:
·
Line
extension/Perluasan lini produk
Strategi
ini menggunakan nama merek yang sudah ada ditambahkan variasi seperti
diubah ke dalam bentuk baru, ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa yang
baru namun masih dengan nama merek yang sama.
·
Brand
extension/Perluasan merek
Strategi
ini menggunakan nama merek yang sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk
meluncurkan produk baru atau produk modifikasi.
·
Multi
brand/Aneka merek
Strategi
ini memperkenalkan banyak merek baru namun masih dalam kategori produk yang
sama.
·
New
brand/Merek baru
Pada
strategi ini adalah meluncurkan merek yang benar-benar baru untuk kategori
produk yang baru juga bagi perusahaan.
b.
KEMASAN
Menurut Kotler, Packaging
merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau
pembungkus suatu produk. Fungsi dari kemasan, yaitu:
·
Pelindung
isi (dari kerusakan, kehilangan, dsb)
·
Kemudahan
menggunakan produk (alat pemegang, tidak tumpah)
·
Pemakaian
ulang (dapat diisi kembali, untuk wadah lain)
·
Daya
tarik (artistic, warna, atau desain)
·
Identitas
(berkesan kokoh, lembut, atau mewah)
·
Distribusi
(mudah disusun, dihitung, atau dipindahkan)
·
Informasi
(informasi isi, pemakaian, kualitas)
·
Pengembangan
(kemajuan teknologi, daur ulang)
Untuk meningkatkan penjualan,
perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya
yaitu kemasan produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana
kemasan bukan hanya sebagai pembungkus, tetapi juga bisa dijadikan sebagai
salah satu alat promosi efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen
mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat
sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan
kemasan yang menarik.
Memang kemasan kini disadari oleh
produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk.
Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk
berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik
kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya.
Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik
pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen
yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan
suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen
membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk, image
produk juga dapat dibentuk misalnya sebagai produk yang kokoh, awet,
mewah atau tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu produk karena
sesuai syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah
rusak dan terjaga kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak
untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk
yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan
pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting
karena dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan
disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan
kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
D. Produk Individual Dan Lini Produk
a. Level Produk
Dalam
merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima level produk.
Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk
hierarki nilai pelanggan.
Lima level produk :
1)
Manfaat inti (core benefit),
yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.
2)
Produk dasar (basic product)
3)
Produk yang diharapkan (expected
product), serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh
para pembeli ketika membeli produk itu.
4)
Produk yang ditingkatkan (augmented
product) yang melampau harapan pelanggan.
5)
Produk potensial (potential
product) yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada
akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.
b. Hierarki Produk
Tiap produk
berkaitan dengan produk-produk lain tertentu. Hierarki produk terentang mulai dari
kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang memuaskan kebutuhan khusus.
Tujuh level hierarki produk :
1.
Rumpun kebutuhan (need family)
: kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk
2.
Rumpun produk (product family)
: semua kelas produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan inti dengan
efektifitas yang memadai.
3.
Kelas produk (product class)
: sekelompok produk dalam rumpun produk yang diakui mempunyai persamaan
fungsional
4.
Lini produk (product line)
: sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena
produk-produk itu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual pada kelompok
pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau
berada dalam rentang harga tertentu.
5.
Jenis produk (product type)
: sekelompok produk dalam lini produk yang sama-sama memiliki sejumlah
kemungkinan bentuk produk.
6.
Merek (brand) : nama yang
diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk, yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.
7.
Unit produk(item, juga disebut
stockkeeping unit atau product variant) : satu unit tersendiri dalam
suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga,
penampilan, atau atribut lain.
Ada dua istilah lain yang sering digunakan berkenaan
dengan hierarki produk.
·
Sistem produk (product system)
adalah sekelompok produk yang berbeda tetapi saling berhubungan yang berfungsi
dengan cara saling melengkapi. Misalnya, Nikon Company menjual kamera beserta
satu set lensa, filter dan pilihan lain yang membentuk suatu sistem produk.
·
Bauran produk (product mix atau product
assortment) merupakan rangkaian dari seluruh produk dan varian produk yang
ditawarkan satu penjual tertentu kepada para pembeli.
c.
Bauran Produk
Bauran produk (product mix,
juga disebut product assortment) : adalah kumpulan dari semua
produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli.
Misalnya kodak terdiri atas dua lini produk utama : produk informasi dan produk
citra. Michelin memiliki tiga lini produk : ban, jasa, dan pemeringkat
restoran.
Bauran produk suatu perusahaan
memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi tertentu :
1. Lebar bauran produk mengacu pada berapa banyak macam lini produk perusahaan
itu.
2. Panjang bauran produk mengacu pada jumlah unit produk dalam bauran
produknya.
3. Kedalaman bauran produk mengacu pada berapa banyak varian yang ditawarkan
tiap produk dalam lini tersebut.
4. Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini
produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi,
atau hal lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/mengelola-lini-produk-dan-merek-produk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar