Hetalia: Axis Powers - Ukraine

Kamis, 06 Februari 2014

psikologi remaja



BAB I
REMAJA: MASA YANG PERLU DIPAHAMI DENGAN BENAR
A.    Apakah Fase Remaja  itu?
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kat latin adolescere (kata bendanya,  adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitif- demikian pula orang-orang zaman purbakala-memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan priode-priode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi.
Dalam bahasa inggris, murahaqoh adalah adolesence yang berarti at- tadarruj (berangsur-angsur). Jadi, artinya adalah berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional.
Dalam islam, secara etimologi, kalimat remaja berasal dari murahaqoh, kata kerjanya adalah raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat). Secara terminologi, berarti mendekati kematangan secara fisik, akal, jiwa dan jiwa serta sosial. Permulaan adolescence tidak berarti telah sempurnanya kematangan, karena dihadapan adolescenc,e dari 7-10 ada tahun-tahun untuk menyempurnakan kematangan.
Istilah adolescence juga mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini di ungkapkan oleh piaget, “secara psikologis, masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia  saat anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Transpormasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memeungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas umum dari priode perkembangan ini.


B.     Perspsi Umum Tentang Remaja
Ada yang berpendapat bahwa remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tiada berbeda dengan kelompok manusia lain. Ada yang berpendapat bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua. Ada pula yang berpendapat bahwa ramaja merupakan potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.. akan tetapi, manakala remaja dimintai persepsinya, mereka akan berpendapat lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakacuhan atau ketidak pedulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka.

C.    Potensi Remaja
Berdasarkan catatan sejarah, remaja indonesia penuh vitalitas semangat patriotisme, dan menjadi harapan penerus bangsa. Remaja sekarang pun banyak berpartisipasi dalam pembangunan, maka tidak heran bila pemerintah mencanangkan bahwa pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, dan daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

D.    Bagaimana Memahami Remaja
Sebelum dilakukannya pembinaan remaja, orang tua dan guru harus memahami kejiwaan dan dunia mereka. Bila tidak, akan timbul efek yang tidak diharapkan. Misalnya timbulnya gejolak emosi tak terkendali dalam bentuk demo besar-besaran, seperti terjadi dibanyak tempat, yang didorong oleh vitalitas, semangat pemuda tak terkendali. Demikian pula, kenakalan remaja, yang menghawatirkan semua pihak terutama orang tua.




E.     Apa Saja Yang perlu Dipahami Dari Remaja
-        Batasan usia dan ciri-ciri ramaja
-        Pertumbuhan dan perkembangan remaja, baik fisik, emosi, kpribadian, sosial hingga moral.
-        Tugas-tugas perkembangan remaja dan pemenuhannya
-        Beberapa kebutuhan khas remaja, meliputi proses kerja dan peranan kebutuhan, pentingnya kebutuhan dalam menentukan tingkah laku manusia, kebutuhab remaja secara umum.
-        Remaja bermasalah dan kesehatan jiwanya, faktor-faktor yang memengaruhinya, terutama kondisi keluarga.





















BAB II
BATASAN USIA DAN CIRI-CIRI REMAJA

A.    Batasan Usia Masa Remaja
Para ahli psikologi berkebangsaan belanda, seperti L.C.T. Bigot, Ph. Kohnstam dan B.G. Palland, membagi masa kehidupan, sebagai berikut:
1.      Masa bayi dan kanak 0 – 7
a.       Masa bayi              :   0 -1
b.      Masa kanak           :   - masa vital    : V 1-2
                                                    - masa estitis : R 2-7
2.      Masa sekolah/ intelektuil  : 7  -  13
3.      Masa sosial                        : 13  -  21
a.       Masa pueral                 : 13  -  14
b.      Masa pra pubertas       : 14  -  15
c.       Masa pubertas             : 15  -  18
d.      Masa adolescence       : 18  -  21
Dari paparan di atas tampak bahwa masa pubertas berada dalam usia antara 18  -  21 tahun. Namun demikian, ada petunjuk bahwa usia antara 15  -  21 tahun disebut pulas sebagai masa pubertas. Bigot, dkk mengangap sama antara pubertas dan adolescence. Hal bahwa rentang usia 15 – 21 tahun adalah usia remaja.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, ada 11 masa dalam rentangan kehidupan manusia, yaitu:
·         Prenal                                     : sejak konsepsi sampai lahir
·         Masa neonatus                       : lahir sampai minggu kedua setelah lahir.
                                                 Masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir
                                                 tahun kedua.
·         Masa kanak-kanak awal         : 2 sampai 6 tahun
·         Masa kanak-kanak akhir        : 6 tahun sampai 10 atau 11 tahun.
·         Pubertas/ preadollescence      : 10 atau 12 tahun sampai 13 tahun.
·         Masa remaja awal                   : 13 atau 14 tahun sampai 17 tahun.
·         Masa remaja akhir                  : 17 tahun sampai 21 tahun.
·         Masa dewasa awal                 : 21 tahun sampai 40 tahun.
·         Masa setengah baya               : 40 tahun sampai 60 tahun.
·         Masa tua                                 : 60 tahun atau lebih.
Adapun Kwee Seon Liang, S.H. membagi masa puberteit sebagai berikut:
-        Pra puberteit                 ; laki-laki        : 13-14 tahun (fase negatif)
                                        Wanita         : 12-13 tahun (sturmund drang)
-        Puberteit                       ; laki-laki        : 14-18 tahun (merindu)
                                        Wanita         : 13-18 tahun (puja)
-        Adolescence                 ; laki-laki        : 19-23 tahun
                                        Wanita         : 18-21 tahun

B.     Apa Yang Terjadi Pada Tahun Masa Remaja
Banyak hal yang terjadi pada remaja selama rentang masa remaja, baik ketika masa awal, yaitu kematangan secara seksual dan masa akhir saat mencapai usia matang secara hukum. Misalnya, perubahan tingkah laku, sikap, dan nilai-nilai yang tidak hanya mengindikasikan perubahan yang lebih cepat pada awal masa remaja dari pada tahab akhir masa remaja, tetapi juga mengindikasikan tingkah laku sikap dan nilai-nilai pada awal remaja. Atas dasar itulah, munculnya pembagian secara umum. Awal masa remaja dan akhir masa remaja merupakan alternatif yang dianggap mudah untuk menentukan dan memahami apa saja yang terjadi pada masa itu.

C.    Ciri-Ciri Umum Remaja
a.       Masa yang penting
Semua periode dalam rentang kehidupan memang penting, tetapi ada perbedaan dalam tingkat kepentingannya. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periodelainnya.
Cepat dan pentingnya perkembangan fisik remaja diiringi oleh cepatnya perkembangan mental, khususnya pada awal masa remaja. Atas semua perkembangan itu diperlukan penyesuaian mental dan pembentukan sikap, serta nilai dan minat baru.
b.      Masa transisi
Transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Jika seorang anak beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa, dia harus meninggalkan segala hal yang bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola tingkah laku dan sikap baru.
c.       Masa perubahan
Bila terjadi penurunan dalam perubahan fisik, penurunan juga akan terjadi pada perubahan sikap atau tingkah laku.
Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada empat perubahan yang terjadi pada semua remaja:
1.      Emosi yang tinggi. Intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologiis yang terjadi, sebab pada awal masa remaja, perubahan emosi terjadi lebih cepat.
2.      Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan masalah baru. Dibandingkan dengan masalah yang dihadapinya sebelumnya, remaja muda, tampaknya mengalami masalah yang lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan. Sebelum mampu menyelesaikan menurut kepuasannya, dia akan merasa dijejali berbagai masalah.
3.      Perubahan nilai-nilai sebagai konsekkuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Setelah hampir dewasa, remaja tidak lagi menganggap penting segala apa yang dianggapnya penting pada masa kanak-kanak.
4.      Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut tanggung jawab akan resikonya danmeragukan kemampuannya untuk mengatasinya.
d.      Masa bermasalah
Meskipun setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah yang sangat sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Alasannya, pertama, sebagian masalah yang terjadi selama masa kanak-kanak diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga mayoritas ramaja tidak berpengalaman dalam mengatasinya. Kedua, sebagian remaja  sudah merasa mandiri sehingga menolak bantuan orang tua dan guru-guru. Dia ingin mengatasi masalahnya sendirian.
e.       Masa pencarian identitas
Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas. Contohnya, dalam hal pakaian, berbicara, dan tingkah laku, remaja ingin seperti teman-teman gengnya. Apabila tidak demikian, ia akan terusir dari kelompoknya.
f.       Masa munculnya ketakutan
Majeres berpendapat, “banyak yang beranggapan bahwa popularitas mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak di antaranya yang bersifat negatif.” Persepsi negatif terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan berprilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula, terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.
g.      Masa yang tidak realistik
Pandangan subjektif cenderung mewarnai remaja. Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, apalagi dalam hal cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri, bahkan bagi keluarga dan teman-temannya, cita-cita yang tidak realistik ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
Mendekati masa remaja akhir, biasanya remaja laki-laki dan perempuan seringkali merasa terganggu oleh berlebihannya idealisme dengan asumsi bahwa bila telah mencapai status orang dewasa, mereka harus segera menuju kehidupan yang bebas. Akan tetapi, bila telah mencapai usia dewasa, ia malah merasa bahwa periode remaja lebih membahagiakan daripada periode masa dewasa.
h.      Masa menuju masa dewasa
Saat usia kematangan kian mendekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa di sisi lainnya. Kegelisahan itu timbul akibat kebimbangan tentang bagaimana meninggalkan masa remaja dan bagaimana pula memasuki masa dewasa. Mereka mencari-cari sikap yang dipandangnya pantas untuk itu.

D.    Ciri-Ciri Khas Remaja awal
a.       Tidak stabilnya emosi
Menurut Granville Stanley Hall, perasaan masa ini sangatlah peka, yaitu perasaan dan emosinya laksana embusan badai dan topan dalam kehidupan. karena itu,  tidak heran bila sikap dan sifat remaja yang sngat antusias bekerja tiba-tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat sedih, dari merasa percaya diri menjadi sangat ragu, termasuk dalam menentukan cita-cita. Dia belum bisa merencanakan dan menentukan pendidikan dan lapangan kerja lebih lanjut, terlebih lagi dalam persahabatan dan cinta; plin-plan dalam bersahabat dan memilih pasangan.
b.      Lebih menonjolnya sikap dan moral
Matangnya organ-organ seks mendorong remaja untuk mendekati lawan seksnya, sehingga kadang-kadang berprilaku berlebihan yang dinilai tidak sopan oleh sebagian masyarakat.
c.       Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan
Pada remaja awal, kemampuan mental atau kemampuan berpikirnya mulai smpurna. Gejala ini terjadi pada usia antara 12-16 tahun. Alfred Binet menjelaskan lebih jauh bahwa pada usia 12 tahun, kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Dan pada usia 14 tahun, mulailah sempurna kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan informasi abstrak, sehingga remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal.
d.      Membingungkannya status
Hal yang tidak hanya sulit ditentukan, tetapi membingungkan, adalah status remaja awal, sehingga orang dewasasering memperlakukannya secara berganri-ganti, karena masih ragu memberi tanggung jawab dengan alasan mereka masih kanak-kanak.
e.       Banyaknya masalah yang dihadapi
Semakin minimnya peran orang tua atau orang dewasa lain dalam membantu pemecahan masalahnya, meskipun hal itu terjadi karena ulahnya sendiri, yaitu menolak bantuan itu. Hal ini terjadi karena mereka mengangap bahwa orang dewasa terlalu tua untuk mengerti dan memahami perasaan, emosi, sikap, kemampuan pikir dan status, sedangkan dirinya lebih mampu untuk melakukan semua itu.
f.       Masa yang kritis
·         Pada usia 9-11 tahun         : anak laki-laki merasa bermusuhan atau
  tidak peduli terhadap teman perempuan,
  sedangkan anak perempuan mulai
  menunjukkan perhatiannya kepada teman
  sejenisnya.
·         Pada usia 11-14 tahun       : menjalin kerja sama dalam berbagai
  kelompok, dan ada pula yang mulai
  menjalin cinta
·         Pada usia 15-16/17 tahun  : tidak sedikit di antara remaja laki-laki dan
  perempuan yang mulai pacaran.


E.     Ciri-Ciri Khas Remaja Akhir
a.       Mulai stabil
Dalam aspek-aspek fisik dan psikis, laki-laki muda dan wanita muda menunjukkan peningkatan kesetabilan emosi. Kesempurnaan pertumbuhan bentuk jasmani membedakannya dengan perubahan awal masa remaja awal.
Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap proses kestabilan remaja akhir, yaitu sikap mendidik orang tua dan jarak tempat tinggal antara remaja dengan orang tuanya. Proses kestabilan remaja awal lebih cepat dicapai dalam  keluarga yang orang tuanya bersikap demokratis dibanding remaja yang tinggal di keluarga yang orang tuanya terlalu melindungi. Demikian pula remaja yang tinggal jauh (merantau) dari orang tua biasanya lebih cepat stabil dibanding remaja yang tetap tinggal dengan orang tua.
b.      Lebih realistis
Memandang diri lebih tinggi atau lebih rendah dari keadaan yang sebenarnya sering terjadi pada masa remaja awal. Contohnya, remaja awal memandang dirinya jelek, padahal sebenarnya tampan/cantik, atau berpandangan sebaliknya.
c.       Lebih matang menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah itulah yang membedakannya. Bila remaja awal menghadapinya dengan sikap bingung dan tingkah laku yang tidak efektif, remaja akhir menghadapinya dengan lebih matang.
Kemampuan berpikir remaja akhiryang telah lebih sempurna dan pandangan yang lebih realistis itulah yang menjadikan remaja akhir mampu memecahkan berbagai masalah secara lebih matang dan realistis, sehingga tidak heran bila mereka merasa tenang.
d.      Lebih tenang perasaannya
Secara umum, pada paruh akhir masa remaja akhir, remaja lebih tenang dalam menghadapi masalah-masalahnya dibanding pada paruh awal masa remaja akhir. Remaja akhir, jarang memperlihatkan kemarahan, kesedihan dan kecewa, sebagaimana terjadi pada masa remaja awal. Mengapa? Karena remaja akhir telah memiliki kemampuan pikir dalam menghadapi berbagai kekecewaan atau hal-hal lain yang mengakibatkan kemarahan.



BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

A.    Makna Pertumbuhan dan Perkembangan
a.       Pertubuhan dan perkembangan bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkaitan dengan aspek-aspek fisik dan psikis individu. Hal ini berarti berkaitannya antara satu fase pertumbuhan dan perkembangan dengan fase berikutnya, yaitu fase sebelumnya menjadi dasar bagi fase selanjutnya.
b.      Pertubuhan dan perkembangan saling tumpang tindih satu sama lain.
c.       Pertumbuhan lebih berkaitan dengan pertumbuhan fisik individu, seperti kelenjer-kelenjer seks dan otak, sedangkan perkembangan lebih berkaitan dengan pertumbuhan psikis yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar, seperti prilaku seksual, sikap, perasaan/emosi, minat, cita-cita, pribadi, sosial, moral.
d.      Dari segi hasilnya, pertumbuhan lebih mudah diukur secara langsung, sedangkan perkembangan lebih sulit karena hanya gejala-gejala saja yang dapat diukur.
B.     Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
a.       Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja secara umum
v  Perubahan eksternal
1.      Tinggi. Anak perempuan, rata-rat mencapai tinggi yang matang antara usia 17 dan 18, sedangkan anak laki-laki setahun setelahnya.
2.      Berat. Perempuan berat badan, biasanya bersamaan dengan pertumbuhan tinggi badan.
3.      Proporsi tubuh. Secara perlahan, berbagai anggota tubuh mencapai proporsi yang sebanding. Contohnya, tubuh melebar dan memanjang sehingga anggota tubuh tidak tampak terlalu panjang.
4.      Organ seks. Pada akhir masa remaja. Organ seks pada laki-laki maupun wanita mencapai ukuran yang sama matang, tetapi sampai beberapa tahun kemudian funsinya belum matang
5.      Ciri-ciri seks sekunder. Pada akhir masa remaja, ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan matang.
v  Perubahan internal
1.      Sistem pencernaan. Secara umum, perut menjadi semakin panjang dan tidak lagi terlalu seperti pipa usus yang semakin lebih panjang dan besar.
2.      Sistem peredaran darah. Selama masa remaja, jantung tumbuh pesat. Pada usia 17  atau 18 tahun, beratnya  mencapai 12 kali dari waktu dilahirkan.
3.      Sistem pernapasan. Mendekati usia 17 tahun, kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang, sedangkan anak laki-laki baru mencapai tingkat kematangannya beberapa tahun setelahnya.
4.      Sistem endokrin. Akibat aktivitas gonad yang meningkat pada masa puber adalah ketidak seimbangan sementara dari seluruh sisten endokrin pada awal masa puber.
5.      Jaringan tubuh. Pada usia 18 tahun, umumnya perkembangan kerangka berhenti. Jaringan, selain tulang, terus berkembang sampai matangnya ukuran tulang, terutama pada perkembangan jaringan otot.
Berkenaan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja ini, ada hal-hal yang secara umum biasanya terjadi dan penting untuk diketahui, yaitu :
·         Perubahan fisik yang variatif
·         Pengaruh perubahan fisik
·         Perubahan fisik yang mengkhwatirkan
·         Peran seks
·         Pengaruh penggolongan seks
o   Laki-laki merasa superior
o   Laki-laki berprasangka seks
o   Berprestasi rendah
o   Takut berhasil
·         Bahaya fisik yang mungkin timbul
o   Kematian
o   Bunuh diri
o   Cacat fisik
o   Kecanggungan dan katakutan
o   Bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya
b.      Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja awal
1.      Pertumbuhan kelenjer-kelenjer seks dan perkembangan seksual
2.      Pertumbuhan otak dan pertumbuhan kemampuan pikir
c.       Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja akhir
1.      Kurang perhatian sendiri
a)      Garis pemisah jelas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir, masih sulit diketahui, sehingga sebagian ahli yang menyamakan atau memisahkan antara pubertas, remaja awal dan remaja akhir.
b)      Masa remaja akhir yang menyangkut ciri-ciri dan sifat-sifat kelompok individu kurang menunjukkan intensitas kuat dalam persoalannya.
c)      Dibanding masa remaja awal banyak melandasi pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir dan masa dewasa, masa remaja akhir hanya merupakan kelanjutan masa remaja awal.
2.      Lanjutan pertumbuhan dan perkembangan
Mengingat pertumbuhan dan perkembangan merupakan pola yang teratur, masa remaja akhir merupakan kelanjutan masa remaja awal yang sifatnya tereflesikan dalam masa remaja akhir.
3.      Pertumbuhan dan perkembangan fisik
Mendekati awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relatif kurang, artinya tidak secepat masa remaja awal. E.B. Hurlock menyatakan bahwa usia 18 bagi wanita dan 20 bagi remaja laki-laki, keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.
4.      Pertumbuhan kelenjer-kelenjer seks dan perkembangan seksual
Peekembangan prilaku seks remaja akhir merupakan akibat langsung dari matangnya kelenjer-kelenjer seks. Berakhirnya pertumbuhan kelenjer-kelenjer seks dalam usia 15/17 tahun, tidak berarti kegiatan kelenjer-kelenjer tersebut menjadi statis. Pada masa remaja akhir ini, proses produksi kelenjer-kelenjer seks (gonads) tetap aktif, bahkan sampai masa dewasa dan masa tua. Pada wanita, produksi hormon tersebut berakhir saat mengalami berhentinya menstruasi (monopouse), sedangkan pada laki-laki, produksi hormon-gormon seks itu berhenti saat berkurangnya kemampuan seksual (climateric)
5.      Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan pikir
Tentang kemampuan berpikir formal, piaget menunjukan sebelas ciri utamanya:
a.       Berpikir abstrak, yaitu mampu memikirkan suatu tanpa benda fisiknya.
b.      Berpikir hipotetik-dedukatif, yaitu menyusun hipotesis dan menarik kesimpulan baru berdasarkan kebenaran umum.
c.       Berpikir silogistik, yaitu menarik kesimpulan baru berdasarkan premis benar-universal yang ada sebelumnya.
d.      Berpikir proporsional yaitu satu bentuk silogisme yang lebih bervariasi- kompleks berdasarkan hipotesa kemungkinan.
e.       Memahami suatu keadaan utopia dan menerima anggapan dasar
f.       Berpikir reflektif, yaitu cepat-cepat menarik kesimpulan akibat simpanan informasi.
g.      Memahami alegori, yaitu manangkap arti kias dan perumpamaan.
h.      Berpikir logis kombinatorial, yaitu menangkap dan menggunakan semua kemungkinan kombinasi.
i.        Berpikir dengan memakai proporsi dan rasio
j.        Kemampuan mengontrol variabel, yaitu kemampuan mengendalikan faktor berpengaruh pada lainnya.
k.      Mempersoalkan kekuasaan dan menerima keputusan atas kesepakatan.
Kenyataan dimasyarakat menunjukan bahwa tidak sedikit remaja akhir yang mengalami kesulitan dalam menyusun berbagai rencana dan menentukan pilihan. Begitu pula dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya,. Penyebabnya, antara lain berbagai kondisi sosial, ekonomi, atau aspek-aspek kejiwaan lainnya, seperti kondisi emosi dan sikapnya.
C.    Petumbuhan dan Perkembangan Emosi Remaja
a.       Pertumbuhan dan perkembangan emosi remaja secara umum
1.      Kematangan emosi
2.      Beberapa minat remaja
·         Minat rekreasi
·         Minat sosial
·         Minat pribadi
·         Minat terhadap pendidikan
·         Minat terhadap pekerjaan
·         Minat terhadap agama
·         Minat terhadap hal simbolik
b.      Pertumbuhan dan perkembangan emosi remaja awal
1.      Pola emosi pada awal masa remaja
2.      Pertumbuhan dan perkembangan sikap, perasaan atau emosi
3.      Perkembangan minat atau cita-cita
c.       Pertumbuhan dan perkembangan emosi remaja akhir
1.      Pertumbuhan dan perkembangan sikap, perasaan atau emosi
Perasaan remaja akhir juga telah telah tenang, tetapi masih ada kemungkinan untuk berbenturan dengan orang lain. Perselisihan pendapat dengan orang lain kadang-kadang dihadapinya dengan perasaan yang lebih teratur dan dibatasi oleh norma-norma orang dewasa, terutama orang dewasa yang dijadikannya figur.
2.      Perkembangan minat atau cita-cita
Minat remaja akhir terhadap lawan jenis semakin kuat, artinya remaja akhir tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis, dan cinta monyet pun tidak lagi tampak. Hati mereka benar-benar tertarik pada lawan jenis sehingga mereka terikat oleh kuanya tali cinta. Seringkali mereka saling merindukan sehingga pergaulannya dengan kelompok teman sebaya menjadi berkurang. Sering pula ada remaja yang jatuh hati pada lebih dari satu orang. Umumnya remaja akhir laki-laki lebih aktif dalam usha menjalin cinta itu. Seringkali jalinan jatuh cinta itu menjadi guyonan orang dewasa, terutama yang tinggal di kota kecil, tetapi hal ini bisa menimbulkan benturan fisik bila terjadi pada masa remaja awal laki-laki.
D.    Pertumbuhan dan Perkembangan Kepribadian dan Sosial
a.       Pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan sosial remaja umum
1.      Perubahan kepribadian
Remaja awal laki-laki dan perempuan telah menyadari sifat-sifat yang baik dan buruk. Penilaian mereka terhadap sifat-sifat itu sesuai dengan teman-teman sebayanya.
2.      Berusaha memperbaiki kepribadian
Usha remaja dalam memperbaiki keperibadian yang bertanggung jawab sangat bergantung pada banyak faktor. Pertama, menentukan ide realistis yang mungkin bisa dicapai. Kedua, membuat penilaiaan yan realistis tentang kekuatan dan kelemhannya. Ketiga, mempunyai konsep diri yang stabil, karena hal ini akan meningkatkan harga dirinya dan meminimalisasi perasaan ketidak mampuannya. Keempat, merasa puas dengan apa yang mereka capai dan mau memperbaiki prestasi pada bidang yang merka anggap kurang.
3.      Proses penyesuaian pribadi dan sosial
Berbicara tentang penyesuaian pribadi dan sosial remaja indonesia, alanhkah menarik ditekankan dalam lingkup kelompok teman sebaya. Sebab, kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama tempat remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya.
4.      Dipengaruhi kelompok sebaya
Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan tingkahlaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Sebab, remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok. Contohnya, dengan alasan ingin diterima oleh kelompoknya, mayoritas remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer.
5.      Perubahan dalam prilaku sosial
Dalam waktu singkat, remaja dapat berubah dari tidak menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman lawan jenisnya daripada teman sejenis. Selama tahun sekolah menengah atas, berbagai aktivitas sosial, baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis, biasanya akan mencapai puncaknya.
6.      Pengelompokan sosial baru
Pengelompokan sosial itu terus berubah bergantung pada intensitas pengawasan orang dewasa atau orang tua. Semakin ketat pengawasan semakin menurun pula minat terhadap kelompok karena remaja yang lebih tua tidak mau diperintah. Sebaliknya, semakin minim intensitas pengawasan orang dewasa atau orang tua, semakin dinamis pula minat remaja itu.
7.      Nilai baru dalam memilih teman
Dalam memilih teman, para remaja tidak lagi seperti masa kanak-kanak yang memilih teman-teman atas dasar kemudahan dan kegemaran pada aktivitas yang sama, baik disekolah maupun di lingkungan tetangga. Remaja menghendaki teman yang memiliki minat dan nilai yang sama, dapat mengerti, membuatnya merasa aman, , dipercaya membahas masalah-masalah tidak dapat diceritakan pada guru atau orang tuanya.

BAB IV
REMAJA MEMILIKI KEBUTUHAN TERSENDIRI
A.    Proses kerja dan Peranan Kebutuhan
Peranan kebutuhan manusia dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, seperti pendekatan psikologi, sosiologi, dan antropologi. Dengan berbagai pendekatan itu dan ditinjau dari sifatnya, umumnya kebutuhan berperan untuk mendekatkan diri dalam pergaulan yang positif dan menghindarkan diri dalam pergaulan yang negatif.

B.     Kebutuhan Sebagai Penentu Pola Tingkah Laku Manusia
Di antara pengaruh kebutuhan terhadap tingkah laku manusia, yaitu menimbulkan tingkah laku tertentu. Dalam menyoroti pengaruh kebutuhan terhadap tingkah laku manusia, Stuart Palmart, Ph.D menggabungkan teori-teori psikologi, sosiologi, dan antropologi sosial menjadi satu konsep, terutama yang berkaitan dengan jenis kebutuhan yang sangat peka bagi remaja, yaitu kebutuhan diterima kelompok. Konsep itu dapat digambarkan sebagai berikut.
a.       Anggapan dasar
Anggapan dasarnya adalah bahwa tingkah laku individu yang beragam selalu di arahkan pada pemenuhan kebutuhan tertentu, dan hampir seluruh tingkah laku itu bersumber dari hasil belajar.
b.      Konsep memahami tingkah laku individu
Berdasarkan hukum belajar dalam anggapan dasar atas dirumuskan suatu konsep dalam memahami tingkah laku seseorang.
c.       Pola dan ciri tingkah laku individu
1)      Pola tingkah laku yang terarah untuk memuaskan kebutuhannya sehingga orang lain menerimanya, ciri-cirinya antara lain:
a)      Selalu berusaha menjadi pusat perhatian
b)      Suka menyombongkan diri
c)      Suka menonjolkan ketampanan/kecantikan
d)     Suka menunjukkan kekurangan yang ada pada dirinya
e)      Suka berbohong
f)       Berusaha meningkatkan status sosialnya
g)      Rajin bekerja keras
h)      Suka dianggap kreatif
i)        Suka beramal demi kemanusiaan
j)        Baik hati dan suka memberi pertolongan
2)      Pola tingkah laku yang terarah untuk memuaskan dan memahami kebutuhannya agar orang lain menerimanya dan terhindar dari penolakan, ciri-cirinya antara lain:
a)      Terlalu banyak bicara
b)      Suka berbicara yang sulit dimengerti orang lain dan berbelit-belit
c)      Terlalu disiplin
d)     Congkak dan sombong
e)      Sok pintar
f)       Suka mengagung-agungkan nilai-nilai lama yang lebih baik
g)      Sok sebagai warga negara yang baik
h)      Terlalu teliti
i)        Jujur
j)        Menolong orang lain secara berlebihan.
3)      Pola tingkah laku yang terarah untuk memenuhi kebutuhannya dan menghindari penolakan orang lain, ciri-cirinya antara lain:
a)      Pemalu
b)      Penyendiri
c)      Pemalas
d)     Pencemas
e)      Sulit membuat keputusan
f)       Pencandu rokok
g)      Suka makan secara berlebihan
h)      Menderita penyakit psikosomatis
i)        Menderita penyakit fobia, berlebihan dalam kesempurnaan
j)        Pemabuk
k)      homoseks
4)      Pola tingkah laku yang terarah untuk memuaskan kebutuhan agresif yang mengiringi kebutuhan penerimaan, serta menghindari penolakan orang lain, ciri-cirinya sebagai berikut:
a)      Suka mendebat
b)      Suka mengeluh
c)      Suka bergosip
d)     Tidak merasakan tenang
e)      Menjadi remaja nakal
f)       Suka mencuri
g)      Suka membunuh
h)      Ingin bunuh diri
i)        Suka humor
j)        Suka mencampuri urusan orang lain
k)      Bersikap realistis yang ekstrem
l)        Sangat pencemburu
m)    Garang dan kejam
5)      Pola tingkah laku yang diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan agresif, ciri-cirinya sebagai berikut:
a)      Pemerkosa
b)      Bersikap sadis
c)      Suka menimbulkan dan melihat kebakaran
d)     Sangat pemarah
e)      Menjadi suami yang kejam dan suka memukul istri

C.    Kebutuhan Remaja  Secara Umum
a.       Semua remaja membutuhkan pengembangan keterampilan untuk bekerja
b.      Semua remaja membutuhkan untuk berkembang dan memelihara kesehatan dan kesegaran fisik
c.       Semua remaja membutuhkan untuk mengerti tentang hak-hak dan kewajiban dalam masyarakat demokratis
d.      Semua remaja membutuhkan untuk mengerti pentingnya keluarga bagi individu dan masyarakat
e.       Semua remaja membutuhkan untuk mengerti cara mendapatkan, memaafkan, dan memelihara barang dengan baik
f.       Semua remaja membutuhkan untuk mengerti peranan ilmu pengetahuan bagi hidup manusia
g.      Semua remaja membutuhkan apresiasi terhadap seni, musik, dan keindahan alam
h.      Semua remaja membutuhkan untuk memanfaatkan waktu senggang dengan baik
i.        Semua remaja membutuhkan untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain
j.        Semua remaja membutuhkan kemampuannya untuk berpikir secara rasional
D.    Kebutuhan Remaja yang Berkaitan dengan Kesehatan Mental di Sekolah
a.       Penyesuaian diri dalam kelompok teman sebayanya
b.      Penyesuaian diri tehadap guru
c.       Penyesuaian dari dalam hubungan orang tua-guru-murid
d.      Ketentuan atau kejelasan tujuan-tujuan
e.       Kemantapan rasa harga diri
f.       Mengerti dan memahami diri sendiri
g.      Persiapan untuk hidup pernikahan
Sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan tentang kebutuhan remaja, ada baiknya pula dicermati klasifikasi yang cukup sistematis dengan pendekatan agama dari Dr. Akrim Ridha Mursi yang dinamai Sepuluh Kebutuhan Psikologis Remaja. Dia berkata, “pelajarilah anak-anak kalian sebelum berintekrasi dengan mereka. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
·         Kebutuhan fisiologis
Yaitu kebutuhan jasmani yang vital yang akan menjamin keberadaan individu atau keberlangsungan spesies seperti makanan dan minuman.
·         Kebutuhan akan rasa aman
Sejak seorang anak tumbuh dia sudah merasakan rasa aman dengan kehadiran orang-orang dewasa, dan merasa cemas bila tinggal sendirian dan dalam kegelapan. Dia akan merasa aman ketika dia mendapatkan orang yang merangkulnya dan menyayaginya, sedangkan orang dewasa mereka takut pada hal-hal yang tidak diketahui dan masa depan. Rasa takut ini bisa diperingan dengan meningkatkan keimanan kepada Allah.
·         Kebutuhan akan cinta
Remaja membutuhkan cinta dari orang lain. Dia akan merasa bahagia bila ada orang yang dicintainya. Dia juga ingin merasakan kecintaan Allah kepadanya sebagaimana dia ingin merasakan kecintaan manusia.
·         Kebutuhan akan penghargaan
Seorang remaja akan mencurahkan segala kemampuan dan usahanya agar dihargai orang lain. Penghargaan ini diwujudkan dalam bentuk pemberian pujian dan sanjungan dari orang lain.
·         Kebutuhan akan pengetahuan
Yaitu kebutuhan akan pengetahuan, pemahaman dan bertambahnya ilmu, memeperdalam pengetahuan, merumuskan permasalahan dan memecahkannya. Hendaknya mereka memahami bahwa Allah menghargai ilmu dan mengangkat derajat pemiliknya di dunia dan akhirat.
·         Kebutuhan akan keberhasilan dan keinginan untuk unggul
Perasaan remaja akan keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan memotivasinya untuk menambah ilmu dan merasa percaya diri serta berani menghadapi masalah baru.
·         Kebutuhan akan persaudaraan
Seseorang akan merasa kuat dan aman ketika dia bersatu dengan kelompoknya. Remaja membutuhkan latihan yang banyak untuk bekerja secara kelompok atau bekerja kolektif.
·         Kebutuhan akan motivasi
Manusia perlu ketenangan dan ketentraman. Ketika merasa bosan mereka mencari objek-objek yang membuatnya sibuk. Para orang tua dan pendidik hendaknya mengetahui,
o   Ketika seseorang dimotivasi, besarlah kekuatannya untuk bekerja dan mempungsikan akalnya sebatas kemampuannya.
o   Tantangan apapun merupakan motivasi baik berupa permasalahan yang memerlukan pemecahan, kompetisi untuk mencapai tujuan, bahaya yang menimpa seseorang, kehidupannya, kehidupan kelompoknya, umat, atau agama yang di anutnya. Yang penting manusia tetap teras tertantang.
·         Kebutuhan terhadap kebebasan
Remaja ingin bebas memilih teman-temannya, bebas mengungkapkan pemikiran, saran, dan pendapatnya. Mengekang kebebasan itu akan membuat mereka pasif dalam pergaulannya dengan orang lain. Ketika diberi kebebasan untuk bersukap dan mengambil keputusan, mereka akan menunjukkan jati diri dan kepribadiannya serta bersandar pada dirinya sendiri dalam segala hal.
·         Kebutuhan terhdap koreksi
Remaja membutuhkan koreksi dan arahan yang tidak merintangi kebebasannya. Orang tua harus mengetahui bahwa remaja akan lebih patuh pada kelompoknya dari pada orang-orang dewasa.






BAB V
RAMAJA BERMASALAH DAN KESEHATAN MENTAL
A.    Remaja Yang Bermasalah
a.       Prilaku bermasalah yang wajar
Perilaku ini akan lebih jelas bila melihat pembagian masalah berikut:
1.      Masalah yang berkaitan dengan pribadi remaja  itu sendiri, seperti dalam bentuk:
Ø  Perasaan dan pemikiran mengenai fisiknya. Kondisi ini terutama muncul pada masa remaja awal dan hilang secara perlahan pada masa remaja akhir. Dia mendambakan dan memikirkan bentuk tubuh tertentu, seperti bentuk tubuh atau wajah bintang film dalam poster atau majalah, kemudia menomparasikannya dalam kondisi dirinya.
Ø  Sikap perasaan mengenai kemampuannya. Kondisi ini terjadi pada masa remaja awal dan akhir. Dia berkeinginan kuat untuk bisa sukses mengerjakan sesuatu, tetapi sering mengalami kegagalan di rumah dan sekolah.
Ø  Tanggapan terhadap nilai. Di lingkungan sekitar remaja sering muncul ketidak sesuaian nilai ideal dengan implementasinya. Dengan semakin berkembangnya kemampuan berpikir, remaja mulai memikirkan nilai-nilai yang benar dan salah, baik dan buruk, patut dan tidak patut untuk dijadikannya pegangan dalam masa dewasanya.
2.      Masalah yang berkaitan dengan teman sebaya dan peranannya sebagai laki-laki atau wanita, dalam bentuk:
Ø  Pergaulan dengan teman sebaya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja.
Ø  Pergaulan dengan sebaya lawan jenis, menimbulkan masalah yang cukup banyak pada remaja awal dan akhir.
Ø  Peranan diri sebagai laki-laki atau perempuan akan menimbulkan pertanyaan dalam diri remaja itu, seperti apakah sebenarnya peranan perempuan dan laki-laki, tidakkah akau berbuat salah, sebagai wanita tidakkah aku terlalu terbuka, sebagai laki-laki tidakkah aku terlalu cengeng, siapa teman yang menjadi teman hidupku? Untuk menghilangkan keraguannya, remaja menanyakannya kepada orang dewasa.

3.      Masalah berkaitan dengan orang tua, seperti dalam bentuk:
Ø  Pelaksanaan tugas perkembanagn untuk meraih kebebasan emosional dari orangtua.
Ø  Kebutuhan-kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang dari orang tua seringkali tidak terpenuhi akibat kesibukan orang tua bekerja.
Ø  Keinginan bebas yang kontradiktif dengan kebergantungan secara finansial, terutama dalam kelangsungan pendidikan.
b.      Prilaku bermasalah menengah
Secara psikologis, prilaku bermasalah menengah adalah perilaku remaja yang masih merupakan akibat dari adanya berbagai perubahan fisik dan psikis dalam pertumbuhan dan perkembangan, tetapi telah menunjukkan berbagai tanda yang mengarah pada adanya penyimpangan yang cenderung  merugikan dirinya sendiri dan lingkungannya.
Prilaku bermaslah menengah ini juga dinamakan tanda-tanda bahaya, baik agresif, pasif atau pengunduran diri atau netral.
c.       Prilaku bermasalah yang kuat atau penyimpangan prilaku
Sebagaimana prilaku bermasalah menengah, prilaku bermasalah yang kuat ini pun terdiri dari dua sifat; pertama, yaitu agresif dan kedua pasif. Prilaku menyimpang yang agresif adalah bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang menyimpang dan cenderung merusak, melanggar peraturan dan menyerang. Banyak aspek yang menjadi objek penyimpangannya, misalnya hak milik orang lain, seks dan sebagainya.
Adapun prilaku menyimpang yang pasif atau pengunduran diri adalah bentuk perilaku yang menunjukkan kecenderungan putus asa dan merasa tidak aman sehingga menarik diri dari aktivitas dan takut memperlihatkan usahanya.
B.     Remaja Yang Bahagia
a.       Bahagia sesaat
Hal-hal yang membuat remaja bahagia dalam kehidupan sehari-hari tampak jelas dalam hasil penelitian Jersild berikut:
1)      Pada remaja berusia 12 sampai 15 tahun, hal-hal yang paling membuat mereka bahagia adalah:
a)      Mendapatkan hubungan baik dengan orang lain. Memperoleh teman yang pasti, dan sebagainya (laki-laki 10,5%; perempuan 22,0%)
b)      Terjadi berbagai peristiwa yang berkaitan dengan sekolah pada hari-hari akhir (sabtu), seperti libur panjang, dan sebagainya (laki-laki 14,0% perempuan 11,1%)
c)      Berkreasi ramai-ramai, kemping, menempuh perjalanan jauh, mengunjungi cagar alam atau taman bunga (laki-laki 9,7%; perempuan 13,9%)
d)     Dalam permainan-permanan (games), berburu bersepeda (ramai-ramai), dan lain-lain (laki-laki 12,4%; perempuan 5,8%)
e)      Memperoleh/ memiliki materi, dan lain-lain (laki-laki 12,4%; perempuan 5,8%)
2)      Pada remaja yang berusia 15 sampai 18 tahun, hal-hal yang paling membuat remaja bahagia adalah:
a)      Berkreasi ramai-ramai, kemping, menempuh perjalanan jauh, mengunjungi cagar alam atau taman bunga (laki-laki 30,2 %; perempuan 6,9 %)
b)      Meraih peningkatan diri, berhasil sekolah, berkesempatan meraih pendidikan (lanjutan), merasa penting dalam jabatan, mendapatkan lapangan kerja (laki-laki 13,6%; perempuan 15,9% )
c)      Mendapatkan hubungan baik dengan orang lain, bersahabat karib, meraih teman yang pasti, dan sebagainya (laki-laki 8,7%; perempuan 19,9%)
d)     Dalam permainan-permainan (games), berburu, bersepeda (ramai-ramai), dan sebagainya. (laki-laki 13,0%; perempuan 7,3%)
e)      Merasa berguna bagi orang lain atau kemanusiaan pada umumnya, termasuk bila mampu menyelesaikan perselisihan (laki-laki 7,9%; perempuan 9,7%)
b.      Bahagia pertengahan
Jersild memaparkan hal-hal yang membuat remaja bahagia, yaitu sebagai berikut:
1)      Pada remaja awal, hal-hal yang paling membuatnya bahagia adalah:
a)      Tampang yang memuaskan dan selaras dengan harapan.
b)      Diterima dan tenar dalam kelompoknya
c)      Mempunyai teman baru, meskipun teman baru lawan jenis kelamin cenderung lebih lama dalam membuat remaja bahagia
d)     Meraih kesuksesan, seperti dalam berkarya (seni)
e)      Status sosial ekonomis keluarga yang memuaskan atau selaras dengan harapan, meskipun kebahagiaan yang dicapainya lebih lama.
2)      Pada remaja akhir, hal-hal yang  membuatnya bahagia relatif sama dengan remaja awal, tetapi ada sejumlah hal yang paling membuatnya bahagia adalah:
a)      Terpenuhinya kebutuhan akan kasih sayang (terutama lawan jenis)
b)      Penerimaan lingkungan sekitar (teman-teman sebaya atau orang-orang dewasa)
c)      Berprestasi dalam perannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar