BAB I
REMAJA: MASA YANG PERLU DIPAHAMI
DENGAN BENAR
A.
Apakah Fase Remaja itu?
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kat latin adolescere
(kata bendanya, adolescentia yang
berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitif-
demikian pula orang-orang zaman purbakala-memandang masa puber dan masa remaja
tidak berbeda dengan priode-priode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap
sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi.
Dalam bahasa inggris, murahaqoh adalah adolesence yang
berarti at- tadarruj (berangsur-angsur). Jadi, artinya adalah
berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial
serta emosional.
Dalam islam, secara etimologi, kalimat remaja berasal dari murahaqoh,
kata kerjanya adalah raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat).
Secara terminologi, berarti mendekati kematangan secara fisik, akal, jiwa dan
jiwa serta sosial. Permulaan adolescence tidak berarti telah sempurnanya
kematangan, karena dihadapan adolescenc,e dari 7-10 ada tahun-tahun
untuk menyempurnakan kematangan.
Istilah adolescence juga mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini di
ungkapkan oleh piaget, “secara psikologis, masa remaja adalah usia saat
individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Transpormasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memeungkinkannya
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas umum dari priode perkembangan ini.
B.
Perspsi Umum Tentang Remaja
Ada yang
berpendapat bahwa remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tiada berbeda
dengan kelompok manusia lain. Ada yang berpendapat bahwa remaja adalah kelompok
orang-orang yang sering menyusahkan orang tua. Ada pula yang berpendapat bahwa
ramaja merupakan potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.. akan tetapi,
manakala remaja dimintai persepsinya, mereka akan berpendapat lain. Mungkin
mereka berbicara tentang ketakacuhan atau ketidak pedulian orang-orang dewasa
terhadap kelompok mereka.
C.
Potensi Remaja
Berdasarkan catatan sejarah, remaja indonesia penuh vitalitas
semangat patriotisme, dan menjadi harapan penerus bangsa. Remaja sekarang pun
banyak berpartisipasi dalam pembangunan, maka tidak heran bila pemerintah
mencanangkan bahwa pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan
kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan memberikan
bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, dan daya kreasi,
patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti yang luhur.
D.
Bagaimana Memahami Remaja
Sebelum dilakukannya pembinaan remaja, orang tua dan guru harus
memahami kejiwaan dan dunia mereka. Bila tidak, akan timbul efek yang tidak
diharapkan. Misalnya timbulnya gejolak emosi tak terkendali dalam bentuk demo
besar-besaran, seperti terjadi dibanyak tempat, yang didorong oleh vitalitas,
semangat pemuda tak terkendali. Demikian pula, kenakalan remaja, yang
menghawatirkan semua pihak terutama orang tua.
E.
Apa Saja Yang perlu Dipahami Dari Remaja
-
Batasan
usia dan ciri-ciri ramaja
-
Pertumbuhan
dan perkembangan remaja, baik fisik, emosi, kpribadian, sosial hingga moral.
-
Tugas-tugas
perkembangan remaja dan pemenuhannya
-
Beberapa
kebutuhan khas remaja, meliputi proses kerja dan peranan kebutuhan, pentingnya
kebutuhan dalam menentukan tingkah laku manusia, kebutuhab remaja secara umum.
-
Remaja
bermasalah dan kesehatan jiwanya, faktor-faktor yang memengaruhinya, terutama
kondisi keluarga.
BAB II
BATASAN USIA DAN CIRI-CIRI REMAJA
A.
Batasan Usia Masa Remaja
Para ahli psikologi berkebangsaan belanda, seperti L.C.T. Bigot,
Ph. Kohnstam dan B.G. Palland, membagi masa kehidupan, sebagai berikut:
1.
Masa
bayi dan kanak 0 – 7
a.
Masa
bayi : 0 -1
b.
Masa
kanak : - masa vital : V 1-2
- masa estitis :
R 2-7
2.
Masa
sekolah/ intelektuil : 7 - 13
3.
Masa
sosial : 13 - 21
a.
Masa
pueral : 13 - 14
b.
Masa
pra pubertas : 14 - 15
c.
Masa
pubertas : 15 - 18
d.
Masa
adolescence : 18 - 21
Dari paparan di
atas tampak bahwa masa pubertas berada dalam usia antara 18 - 21
tahun. Namun demikian, ada petunjuk bahwa usia antara 15 - 21
tahun disebut pulas sebagai masa pubertas. Bigot, dkk mengangap sama antara
pubertas dan adolescence. Hal bahwa rentang usia 15 – 21 tahun adalah
usia remaja.
Menurut
Elizabeth B. Hurlock, ada 11 masa dalam rentangan kehidupan manusia, yaitu:
·
Prenal
:
sejak konsepsi sampai lahir
·
Masa
neonatus : lahir
sampai minggu kedua setelah lahir.
Masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir
tahun kedua.
·
Masa
kanak-kanak awal : 2 sampai 6
tahun
·
Masa
kanak-kanak akhir : 6 tahun sampai
10 atau 11 tahun.
·
Pubertas/
preadollescence : 10 atau 12 tahun
sampai 13 tahun.
·
Masa
remaja awal : 13 atau 14
tahun sampai 17 tahun.
·
Masa
remaja akhir : 17 tahun
sampai 21 tahun.
·
Masa
dewasa awal : 21 tahun
sampai 40 tahun.
·
Masa
setengah baya : 40 tahun
sampai 60 tahun.
·
Masa
tua : 60
tahun atau lebih.
Adapun Kwee Seon Liang, S.H. membagi
masa puberteit sebagai berikut:
-
Pra
puberteit ; laki-laki : 13-14 tahun (fase negatif)
Wanita : 12-13 tahun (sturmund drang)
-
Puberteit ; laki-laki : 14-18 tahun (merindu)
Wanita :
13-18 tahun (puja)
-
Adolescence ; laki-laki : 19-23 tahun
Wanita : 18-21 tahun
B.
Apa Yang Terjadi Pada Tahun Masa Remaja
Banyak hal yang terjadi pada remaja selama rentang masa remaja,
baik ketika masa awal, yaitu kematangan secara seksual dan masa akhir saat
mencapai usia matang secara hukum. Misalnya, perubahan tingkah laku, sikap, dan
nilai-nilai yang tidak hanya mengindikasikan perubahan yang lebih cepat pada
awal masa remaja dari pada tahab akhir masa remaja, tetapi juga mengindikasikan
tingkah laku sikap dan nilai-nilai pada awal remaja. Atas dasar itulah,
munculnya pembagian secara umum. Awal masa remaja dan akhir masa remaja
merupakan alternatif yang dianggap mudah untuk menentukan dan memahami apa saja
yang terjadi pada masa itu.
C.
Ciri-Ciri Umum Remaja
a.
Masa
yang penting
Semua periode dalam rentang
kehidupan memang penting, tetapi ada perbedaan dalam tingkat kepentingannya.
Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat
jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada
periodelainnya.
Cepat dan pentingnya perkembangan
fisik remaja diiringi oleh cepatnya perkembangan mental, khususnya pada awal
masa remaja. Atas semua perkembangan itu diperlukan penyesuaian mental dan
pembentukan sikap, serta nilai dan minat baru.
b.
Masa
transisi
Transisi merupakan tahap peralihan
dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Jika seorang anak beralih
dari masa kanak-kanak ke dewasa, dia harus meninggalkan segala hal yang
bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola tingkah laku dan sikap baru.
c.
Masa
perubahan
Bila terjadi penurunan dalam
perubahan fisik, penurunan juga akan terjadi pada perubahan sikap atau tingkah
laku.
Perubahan yang terjadi pada masa
remaja memang beragam, tetapi ada empat perubahan yang terjadi pada semua
remaja:
1.
Emosi
yang tinggi. Intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologiis yang terjadi, sebab pada awal masa remaja, perubahan emosi terjadi
lebih cepat.
2.
Perubahan
tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan
masalah baru. Dibandingkan dengan masalah yang dihadapinya sebelumnya, remaja
muda, tampaknya mengalami masalah yang lebih banyak dan lebih sulit
diselesaikan. Sebelum mampu menyelesaikan menurut kepuasannya, dia akan merasa
dijejali berbagai masalah.
3.
Perubahan
nilai-nilai sebagai konsekkuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Setelah
hampir dewasa, remaja tidak lagi menganggap penting segala apa yang dianggapnya
penting pada masa kanak-kanak.
4.
Bersikap
ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menghendaki dan menuntut kebebasan,
tetapi sering takut tanggung jawab akan resikonya danmeragukan kemampuannya
untuk mengatasinya.
d.
Masa
bermasalah
Meskipun setiap periode memiliki
masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah yang sangat sulit
diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Alasannya, pertama,
sebagian masalah yang terjadi selama masa kanak-kanak diselesaikan oleh
orang tua dan guru-guru, sehingga mayoritas ramaja tidak berpengalaman dalam
mengatasinya. Kedua, sebagian remaja
sudah merasa mandiri sehingga menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
Dia ingin mengatasi masalahnya sendirian.
e.
Masa
pencarian identitas
Penyesuaian diri dengan standar
kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas.
Contohnya, dalam hal pakaian, berbicara, dan tingkah laku, remaja ingin seperti
teman-teman gengnya. Apabila tidak demikian, ia akan terusir dari kelompoknya.
f.
Masa
munculnya ketakutan
Majeres berpendapat, “banyak yang
beranggapan bahwa popularitas mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya,
banyak di antaranya yang bersifat negatif.” Persepsi negatif terhadap remaja
seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan berprilaku merusak,
mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian
pula, terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut
bertanggung jawab.
g.
Masa
yang tidak realistik
Pandangan subjektif cenderung
mewarnai remaja. Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan
keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, apalagi dalam
hal cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri, bahkan bagi keluarga
dan teman-temannya, cita-cita yang tidak realistik ini berakibat pada tingginya
emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
Mendekati masa remaja akhir,
biasanya remaja laki-laki dan perempuan seringkali merasa terganggu oleh berlebihannya
idealisme dengan asumsi bahwa bila telah mencapai status orang dewasa, mereka
harus segera menuju kehidupan yang bebas. Akan tetapi, bila telah mencapai usia
dewasa, ia malah merasa bahwa periode remaja lebih membahagiakan daripada
periode masa dewasa.
h.
Masa
menuju masa dewasa
Saat usia kematangan kian mendekat, para remaja merasa gelisah
untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan
harus bersiap-siap menuju usia dewasa di sisi lainnya. Kegelisahan itu timbul
akibat kebimbangan tentang bagaimana meninggalkan masa remaja dan bagaimana
pula memasuki masa dewasa. Mereka mencari-cari sikap yang dipandangnya pantas
untuk itu.
D.
Ciri-Ciri Khas Remaja awal
a.
Tidak
stabilnya emosi
Menurut Granville Stanley Hall,
perasaan masa ini sangatlah peka, yaitu perasaan dan emosinya laksana embusan
badai dan topan dalam kehidupan. karena itu,
tidak heran bila sikap dan sifat remaja yang sngat antusias bekerja
tiba-tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat sedih, dari merasa percaya
diri menjadi sangat ragu, termasuk dalam menentukan cita-cita. Dia belum bisa
merencanakan dan menentukan pendidikan dan lapangan kerja lebih lanjut,
terlebih lagi dalam persahabatan dan cinta; plin-plan dalam bersahabat dan
memilih pasangan.
b.
Lebih
menonjolnya sikap dan moral
Matangnya organ-organ seks mendorong
remaja untuk mendekati lawan seksnya, sehingga kadang-kadang berprilaku
berlebihan yang dinilai tidak sopan oleh sebagian masyarakat.
c.
Mulai
sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan
Pada remaja awal, kemampuan mental
atau kemampuan berpikirnya mulai smpurna. Gejala ini terjadi pada usia antara
12-16 tahun. Alfred Binet menjelaskan lebih jauh bahwa pada usia 12 tahun,
kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Dan pada usia
14 tahun, mulailah sempurna kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan informasi
abstrak, sehingga remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal.
d.
Membingungkannya
status
Hal yang tidak hanya sulit
ditentukan, tetapi membingungkan, adalah status remaja awal, sehingga orang
dewasasering memperlakukannya secara berganri-ganti, karena masih ragu memberi
tanggung jawab dengan alasan mereka masih kanak-kanak.
e.
Banyaknya
masalah yang dihadapi
Semakin minimnya peran orang tua
atau orang dewasa lain dalam membantu pemecahan masalahnya, meskipun hal itu
terjadi karena ulahnya sendiri, yaitu menolak bantuan itu. Hal ini terjadi
karena mereka mengangap bahwa orang dewasa terlalu tua untuk mengerti dan
memahami perasaan, emosi, sikap, kemampuan pikir dan status, sedangkan dirinya
lebih mampu untuk melakukan semua itu.
f.
Masa
yang kritis
·
Pada
usia 9-11 tahun : anak laki-laki
merasa bermusuhan atau
tidak peduli terhadap teman
perempuan,
sedangkan anak perempuan mulai
menunjukkan perhatiannya
kepada teman
sejenisnya.
·
Pada
usia 11-14 tahun : menjalin kerja sama
dalam berbagai
kelompok, dan ada pula yang
mulai
menjalin cinta
·
Pada
usia 15-16/17 tahun : tidak sedikit di
antara remaja laki-laki dan
perempuan yang mulai
pacaran.
E.
Ciri-Ciri Khas Remaja Akhir
a.
Mulai
stabil
Dalam aspek-aspek fisik dan psikis,
laki-laki muda dan wanita muda menunjukkan peningkatan kesetabilan emosi.
Kesempurnaan pertumbuhan bentuk jasmani membedakannya dengan perubahan awal
masa remaja awal.
Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap
proses kestabilan remaja akhir, yaitu sikap mendidik orang tua dan jarak tempat
tinggal antara remaja dengan orang tuanya. Proses kestabilan remaja awal lebih
cepat dicapai dalam keluarga yang orang
tuanya bersikap demokratis dibanding remaja yang tinggal di keluarga yang orang
tuanya terlalu melindungi. Demikian pula remaja yang tinggal jauh (merantau)
dari orang tua biasanya lebih cepat stabil dibanding remaja yang tetap tinggal
dengan orang tua.
b.
Lebih
realistis
Memandang diri lebih tinggi atau lebih
rendah dari keadaan yang sebenarnya sering terjadi pada masa remaja awal.
Contohnya, remaja awal memandang dirinya jelek, padahal sebenarnya
tampan/cantik, atau berpandangan sebaliknya.
c.
Lebih
matang menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah itulah yang
membedakannya. Bila remaja awal menghadapinya dengan sikap bingung dan tingkah
laku yang tidak efektif, remaja akhir menghadapinya dengan lebih matang.
Kemampuan berpikir remaja akhiryang
telah lebih sempurna dan pandangan yang lebih realistis itulah yang menjadikan
remaja akhir mampu memecahkan berbagai masalah secara lebih matang dan
realistis, sehingga tidak heran bila mereka merasa tenang.
d.
Lebih
tenang perasaannya
Secara umum, pada paruh akhir masa remaja akhir, remaja lebih
tenang dalam menghadapi masalah-masalahnya dibanding pada paruh awal masa
remaja akhir. Remaja akhir, jarang memperlihatkan kemarahan, kesedihan dan
kecewa, sebagaimana terjadi pada masa remaja awal. Mengapa? Karena remaja akhir
telah memiliki kemampuan pikir dalam menghadapi berbagai kekecewaan atau
hal-hal lain yang mengakibatkan kemarahan.
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
A.
Makna Pertumbuhan dan Perkembangan
a.
Pertubuhan
dan perkembangan bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkaitan dengan
aspek-aspek fisik dan psikis individu. Hal ini berarti berkaitannya antara satu
fase pertumbuhan dan perkembangan dengan fase berikutnya, yaitu fase sebelumnya
menjadi dasar bagi fase selanjutnya.
b.
Pertubuhan
dan perkembangan saling tumpang tindih satu sama lain.
c.
Pertumbuhan
lebih berkaitan dengan pertumbuhan fisik individu, seperti kelenjer-kelenjer
seks dan otak, sedangkan perkembangan lebih berkaitan dengan pertumbuhan psikis
yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar, seperti prilaku
seksual, sikap, perasaan/emosi, minat, cita-cita, pribadi, sosial, moral.
d.
Dari
segi hasilnya, pertumbuhan lebih mudah diukur secara langsung, sedangkan
perkembangan lebih sulit karena hanya gejala-gejala saja yang dapat diukur.
B.
Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
a.
Pertumbuhan
dan perkembangan fisik remaja secara umum
v Perubahan eksternal
1.
Tinggi.
Anak perempuan, rata-rat mencapai tinggi yang matang antara usia 17 dan 18,
sedangkan anak laki-laki setahun setelahnya.
2.
Berat.
Perempuan berat badan, biasanya bersamaan dengan pertumbuhan tinggi badan.
3.
Proporsi
tubuh. Secara perlahan, berbagai anggota tubuh mencapai proporsi yang
sebanding. Contohnya, tubuh melebar dan memanjang sehingga anggota tubuh tidak
tampak terlalu panjang.
4.
Organ
seks. Pada akhir masa remaja. Organ seks pada laki-laki maupun wanita mencapai
ukuran yang sama matang, tetapi sampai beberapa tahun kemudian funsinya belum
matang
5.
Ciri-ciri
seks sekunder. Pada akhir masa remaja, ciri-ciri seks sekunder yang utama
berada pada tingkat perkembangan matang.
v Perubahan internal
1.
Sistem
pencernaan. Secara umum, perut menjadi semakin panjang dan tidak lagi terlalu
seperti pipa usus yang semakin lebih panjang dan besar.
2.
Sistem
peredaran darah. Selama masa remaja, jantung tumbuh pesat. Pada usia 17 atau 18 tahun, beratnya mencapai 12 kali dari waktu dilahirkan.
3.
Sistem
pernapasan. Mendekati usia 17 tahun, kapasitas paru-paru anak perempuan hampir
matang, sedangkan anak laki-laki baru mencapai tingkat kematangannya beberapa
tahun setelahnya.
4.
Sistem
endokrin. Akibat aktivitas gonad yang meningkat pada masa puber adalah ketidak
seimbangan sementara dari seluruh sisten endokrin pada awal masa puber.
5.
Jaringan
tubuh. Pada usia 18 tahun, umumnya perkembangan kerangka berhenti. Jaringan,
selain tulang, terus berkembang sampai matangnya ukuran tulang, terutama pada
perkembangan jaringan otot.
Berkenaan
dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja ini, ada hal-hal yang secara
umum biasanya terjadi dan penting untuk diketahui, yaitu :
·
Perubahan
fisik yang variatif
·
Pengaruh
perubahan fisik
·
Perubahan
fisik yang mengkhwatirkan
·
Peran
seks
·
Pengaruh
penggolongan seks
o
Laki-laki
merasa superior
o
Laki-laki
berprasangka seks
o
Berprestasi
rendah
o
Takut
berhasil
·
Bahaya
fisik yang mungkin timbul
o
Kematian
o
Bunuh
diri
o
Cacat
fisik
o
Kecanggungan
dan katakutan
o
Bentuk
tubuh yang tidak sesuai dengan seksnya
b.
Pertumbuhan
dan perkembangan fisik remaja awal
1.
Pertumbuhan
kelenjer-kelenjer seks dan perkembangan seksual
2.
Pertumbuhan
otak dan pertumbuhan kemampuan pikir
c.
Pertumbuhan
dan perkembangan fisik remaja akhir
1.
Kurang
perhatian sendiri
a)
Garis
pemisah jelas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir, masih sulit
diketahui, sehingga sebagian ahli yang menyamakan atau memisahkan antara
pubertas, remaja awal dan remaja akhir.
b)
Masa
remaja akhir yang menyangkut ciri-ciri dan sifat-sifat kelompok individu kurang
menunjukkan intensitas kuat dalam persoalannya.
c)
Dibanding
masa remaja awal banyak melandasi pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir dan
masa dewasa, masa remaja akhir hanya merupakan kelanjutan masa remaja awal.
2.
Lanjutan
pertumbuhan dan perkembangan
Mengingat pertumbuhan dan perkembangan merupakan pola yang teratur,
masa remaja akhir merupakan kelanjutan masa remaja awal yang sifatnya
tereflesikan dalam masa remaja akhir.
3.
Pertumbuhan
dan perkembangan fisik
Mendekati awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relatif
kurang, artinya tidak secepat masa remaja awal. E.B. Hurlock menyatakan bahwa
usia 18 bagi wanita dan 20 bagi remaja laki-laki, keadaan tinggi badan
mengalami pertumbuhan yang lambat.
4.
Pertumbuhan
kelenjer-kelenjer seks dan perkembangan seksual
Peekembangan prilaku seks remaja akhir merupakan akibat langsung
dari matangnya kelenjer-kelenjer seks. Berakhirnya pertumbuhan
kelenjer-kelenjer seks dalam usia 15/17 tahun, tidak berarti kegiatan
kelenjer-kelenjer tersebut menjadi statis. Pada masa remaja akhir ini, proses
produksi kelenjer-kelenjer seks (gonads) tetap aktif, bahkan sampai masa dewasa
dan masa tua. Pada wanita, produksi hormon tersebut berakhir saat mengalami
berhentinya menstruasi (monopouse), sedangkan pada laki-laki, produksi
hormon-gormon seks itu berhenti saat berkurangnya kemampuan seksual
(climateric)
5.
Pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan pikir
Tentang
kemampuan berpikir formal, piaget menunjukan sebelas ciri utamanya:
a.
Berpikir
abstrak, yaitu mampu memikirkan suatu tanpa benda fisiknya.
b.
Berpikir
hipotetik-dedukatif, yaitu menyusun hipotesis dan menarik kesimpulan baru
berdasarkan kebenaran umum.
c.
Berpikir
silogistik, yaitu menarik kesimpulan baru berdasarkan premis benar-universal
yang ada sebelumnya.
d.
Berpikir
proporsional yaitu satu bentuk silogisme yang lebih bervariasi- kompleks
berdasarkan hipotesa kemungkinan.
e.
Memahami
suatu keadaan utopia dan menerima anggapan dasar
f.
Berpikir
reflektif, yaitu cepat-cepat menarik kesimpulan akibat simpanan informasi.
g.
Memahami
alegori, yaitu manangkap arti kias dan perumpamaan.
h.
Berpikir
logis kombinatorial, yaitu menangkap dan menggunakan semua kemungkinan
kombinasi.
i.
Berpikir
dengan memakai proporsi dan rasio
j.
Kemampuan
mengontrol variabel, yaitu kemampuan mengendalikan faktor berpengaruh pada
lainnya.
k.
Mempersoalkan
kekuasaan dan menerima keputusan atas kesepakatan.
Kenyataan dimasyarakat menunjukan
bahwa tidak sedikit remaja akhir yang mengalami kesulitan dalam menyusun
berbagai rencana dan menentukan pilihan. Begitu pula dalam memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapinya,. Penyebabnya, antara lain berbagai kondisi sosial,
ekonomi, atau aspek-aspek kejiwaan lainnya, seperti kondisi emosi dan sikapnya.
C.
Petumbuhan dan Perkembangan Emosi Remaja
a.
Pertumbuhan
dan perkembangan emosi remaja secara umum
1.
Kematangan
emosi
2.
Beberapa
minat remaja
·
Minat
rekreasi
·
Minat
sosial
·
Minat
pribadi
·
Minat
terhadap pendidikan
·
Minat
terhadap pekerjaan
·
Minat
terhadap agama
·
Minat
terhadap hal simbolik
b.
Pertumbuhan
dan perkembangan emosi remaja awal
1.
Pola
emosi pada awal masa remaja
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan sikap, perasaan atau emosi
3.
Perkembangan
minat atau cita-cita
c.
Pertumbuhan
dan perkembangan emosi remaja akhir
1.
Pertumbuhan
dan perkembangan sikap, perasaan atau emosi
Perasaan remaja akhir juga telah telah tenang, tetapi masih ada
kemungkinan untuk berbenturan dengan orang lain. Perselisihan pendapat dengan
orang lain kadang-kadang dihadapinya dengan perasaan yang lebih teratur dan
dibatasi oleh norma-norma orang dewasa, terutama orang dewasa yang dijadikannya
figur.
2.
Perkembangan
minat atau cita-cita
Minat remaja akhir terhadap lawan jenis semakin kuat, artinya
remaja akhir tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan
jenis, dan cinta monyet pun tidak lagi tampak. Hati mereka benar-benar tertarik
pada lawan jenis sehingga mereka terikat oleh kuanya tali cinta. Seringkali
mereka saling merindukan sehingga pergaulannya dengan kelompok teman sebaya
menjadi berkurang. Sering pula ada remaja yang jatuh hati pada lebih dari satu
orang. Umumnya remaja akhir laki-laki lebih aktif dalam usha menjalin cinta
itu. Seringkali jalinan jatuh cinta itu menjadi guyonan orang dewasa, terutama
yang tinggal di kota kecil, tetapi hal ini bisa menimbulkan benturan fisik bila
terjadi pada masa remaja awal laki-laki.
D.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kepribadian dan Sosial
a.
Pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian dan sosial remaja umum
1.
Perubahan
kepribadian
Remaja awal laki-laki dan perempuan telah menyadari sifat-sifat
yang baik dan buruk. Penilaian mereka terhadap sifat-sifat itu sesuai dengan
teman-teman sebayanya.
2.
Berusaha
memperbaiki kepribadian
Usha remaja dalam memperbaiki keperibadian yang bertanggung jawab
sangat bergantung pada banyak faktor. Pertama, menentukan ide realistis
yang mungkin bisa dicapai. Kedua, membuat penilaiaan yan realistis
tentang kekuatan dan kelemhannya. Ketiga, mempunyai konsep diri yang
stabil, karena hal ini akan meningkatkan harga dirinya dan meminimalisasi
perasaan ketidak mampuannya. Keempat, merasa puas dengan apa yang mereka
capai dan mau memperbaiki prestasi pada bidang yang merka anggap kurang.
3.
Proses
penyesuaian pribadi dan sosial
Berbicara tentang penyesuaian pribadi dan sosial remaja indonesia,
alanhkah menarik ditekankan dalam lingkup kelompok teman sebaya. Sebab,
kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama tempat remaja belajar
untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya.
4.
Dipengaruhi
kelompok sebaya
Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan tingkahlaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Sebab,
remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai
kelompok. Contohnya, dengan alasan ingin diterima oleh kelompoknya, mayoritas
remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang
populer.
5.
Perubahan
dalam prilaku sosial
Dalam waktu singkat, remaja dapat berubah dari tidak menyukai lawan
jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman lawan jenisnya daripada teman
sejenis. Selama tahun sekolah menengah atas, berbagai aktivitas sosial, baik
dengan sesama jenis maupun lawan jenis, biasanya akan mencapai puncaknya.
6.
Pengelompokan
sosial baru
Pengelompokan sosial itu terus berubah bergantung pada intensitas
pengawasan orang dewasa atau orang tua. Semakin ketat pengawasan semakin
menurun pula minat terhadap kelompok karena remaja yang lebih tua tidak mau
diperintah. Sebaliknya, semakin minim intensitas pengawasan orang dewasa atau
orang tua, semakin dinamis pula minat remaja itu.
7.
Nilai
baru dalam memilih teman
Dalam
memilih teman, para remaja tidak lagi seperti masa kanak-kanak yang memilih
teman-teman atas dasar kemudahan dan kegemaran pada aktivitas yang sama, baik
disekolah maupun di lingkungan tetangga. Remaja menghendaki teman yang memiliki
minat dan nilai yang sama, dapat mengerti, membuatnya merasa aman, , dipercaya
membahas masalah-masalah tidak dapat diceritakan pada guru atau orang tuanya.
BAB IV
REMAJA MEMILIKI KEBUTUHAN TERSENDIRI
A.
Proses kerja dan Peranan Kebutuhan
Peranan kebutuhan manusia dapat ditinjau dari berbagai pendekatan,
seperti pendekatan psikologi, sosiologi, dan antropologi. Dengan berbagai
pendekatan itu dan ditinjau dari sifatnya, umumnya kebutuhan berperan untuk
mendekatkan diri dalam pergaulan yang positif dan menghindarkan diri dalam
pergaulan yang negatif.
B.
Kebutuhan Sebagai Penentu Pola Tingkah Laku Manusia
Di antara pengaruh kebutuhan terhadap tingkah laku manusia, yaitu
menimbulkan tingkah laku tertentu. Dalam menyoroti pengaruh kebutuhan terhadap
tingkah laku manusia, Stuart Palmart, Ph.D menggabungkan teori-teori psikologi,
sosiologi, dan antropologi sosial menjadi satu konsep, terutama yang berkaitan
dengan jenis kebutuhan yang sangat peka bagi remaja, yaitu kebutuhan diterima
kelompok. Konsep itu dapat digambarkan sebagai berikut.
a.
Anggapan
dasar
Anggapan dasarnya adalah bahwa
tingkah laku individu yang beragam selalu di arahkan pada pemenuhan kebutuhan
tertentu, dan hampir seluruh tingkah laku itu bersumber dari hasil belajar.
b.
Konsep
memahami tingkah laku individu
Berdasarkan hukum belajar dalam
anggapan dasar atas dirumuskan suatu konsep dalam memahami tingkah laku
seseorang.
c.
Pola
dan ciri tingkah laku individu
1)
Pola
tingkah laku yang terarah untuk memuaskan kebutuhannya sehingga orang lain menerimanya,
ciri-cirinya antara lain:
a)
Selalu
berusaha menjadi pusat perhatian
b)
Suka
menyombongkan diri
c)
Suka
menonjolkan ketampanan/kecantikan
d)
Suka
menunjukkan kekurangan yang ada pada dirinya
e)
Suka
berbohong
f)
Berusaha
meningkatkan status sosialnya
g)
Rajin
bekerja keras
h)
Suka
dianggap kreatif
i)
Suka
beramal demi kemanusiaan
j)
Baik
hati dan suka memberi pertolongan
2)
Pola
tingkah laku yang terarah untuk memuaskan dan memahami kebutuhannya agar orang
lain menerimanya dan terhindar dari penolakan, ciri-cirinya antara lain:
a)
Terlalu
banyak bicara
b)
Suka
berbicara yang sulit dimengerti orang lain dan berbelit-belit
c)
Terlalu
disiplin
d)
Congkak
dan sombong
e)
Sok
pintar
f)
Suka
mengagung-agungkan nilai-nilai lama yang lebih baik
g)
Sok
sebagai warga negara yang baik
h)
Terlalu
teliti
i)
Jujur
j)
Menolong
orang lain secara berlebihan.
3)
Pola
tingkah laku yang terarah untuk memenuhi kebutuhannya dan menghindari penolakan
orang lain, ciri-cirinya antara lain:
a)
Pemalu
b)
Penyendiri
c)
Pemalas
d)
Pencemas
e)
Sulit
membuat keputusan
f)
Pencandu
rokok
g)
Suka
makan secara berlebihan
h)
Menderita
penyakit psikosomatis
i)
Menderita
penyakit fobia, berlebihan dalam kesempurnaan
j)
Pemabuk
k)
homoseks
4)
Pola
tingkah laku yang terarah untuk memuaskan kebutuhan agresif yang mengiringi
kebutuhan penerimaan, serta menghindari penolakan orang lain, ciri-cirinya
sebagai berikut:
a)
Suka
mendebat
b)
Suka
mengeluh
c)
Suka
bergosip
d)
Tidak
merasakan tenang
e)
Menjadi
remaja nakal
f)
Suka
mencuri
g)
Suka
membunuh
h)
Ingin
bunuh diri
i)
Suka
humor
j)
Suka
mencampuri urusan orang lain
k)
Bersikap
realistis yang ekstrem
l)
Sangat
pencemburu
m)
Garang
dan kejam
5)
Pola
tingkah laku yang diarahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan agresif,
ciri-cirinya sebagai berikut:
a)
Pemerkosa
b)
Bersikap
sadis
c)
Suka
menimbulkan dan melihat kebakaran
d)
Sangat
pemarah
e)
Menjadi
suami yang kejam dan suka memukul istri
C.
Kebutuhan Remaja Secara Umum
a.
Semua
remaja membutuhkan pengembangan keterampilan untuk bekerja
b.
Semua
remaja membutuhkan untuk berkembang dan memelihara kesehatan dan kesegaran
fisik
c.
Semua
remaja membutuhkan untuk mengerti tentang hak-hak dan kewajiban dalam
masyarakat demokratis
d.
Semua
remaja membutuhkan untuk mengerti pentingnya keluarga bagi individu dan
masyarakat
e.
Semua
remaja membutuhkan untuk mengerti cara mendapatkan, memaafkan, dan memelihara
barang dengan baik
f.
Semua
remaja membutuhkan untuk mengerti peranan ilmu pengetahuan bagi hidup manusia
g.
Semua
remaja membutuhkan apresiasi terhadap seni, musik, dan keindahan alam
h.
Semua
remaja membutuhkan untuk memanfaatkan waktu senggang dengan baik
i.
Semua
remaja membutuhkan untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain
j.
Semua
remaja membutuhkan kemampuannya untuk berpikir secara rasional
D.
Kebutuhan Remaja yang Berkaitan dengan Kesehatan Mental di Sekolah
a.
Penyesuaian
diri dalam kelompok teman sebayanya
b.
Penyesuaian
diri tehadap guru
c.
Penyesuaian
dari dalam hubungan orang tua-guru-murid
d.
Ketentuan
atau kejelasan tujuan-tujuan
e.
Kemantapan
rasa harga diri
f.
Mengerti
dan memahami diri sendiri
g.
Persiapan
untuk hidup pernikahan
Sebagai bahan perbandingan dan
pertimbangan tentang kebutuhan remaja, ada baiknya pula dicermati klasifikasi
yang cukup sistematis dengan pendekatan agama dari Dr. Akrim Ridha Mursi yang
dinamai Sepuluh Kebutuhan Psikologis Remaja. Dia berkata,
“pelajarilah anak-anak kalian sebelum berintekrasi dengan mereka. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
·
Kebutuhan
fisiologis
Yaitu kebutuhan jasmani yang vital yang akan menjamin keberadaan
individu atau keberlangsungan spesies seperti makanan dan minuman.
·
Kebutuhan
akan rasa aman
Sejak seorang anak tumbuh dia sudah merasakan rasa aman dengan
kehadiran orang-orang dewasa, dan merasa cemas bila tinggal sendirian dan dalam
kegelapan. Dia akan merasa aman ketika dia mendapatkan orang yang merangkulnya
dan menyayaginya, sedangkan orang dewasa mereka takut pada hal-hal yang tidak
diketahui dan masa depan. Rasa takut ini bisa diperingan dengan meningkatkan
keimanan kepada Allah.
·
Kebutuhan
akan cinta
Remaja membutuhkan cinta dari orang lain. Dia akan merasa bahagia
bila ada orang yang dicintainya. Dia juga ingin merasakan kecintaan Allah
kepadanya sebagaimana dia ingin merasakan kecintaan manusia.
·
Kebutuhan
akan penghargaan
Seorang remaja akan mencurahkan segala kemampuan dan usahanya agar
dihargai orang lain. Penghargaan ini diwujudkan dalam bentuk pemberian pujian
dan sanjungan dari orang lain.
·
Kebutuhan
akan pengetahuan
Yaitu kebutuhan akan pengetahuan, pemahaman dan bertambahnya ilmu,
memeperdalam pengetahuan, merumuskan permasalahan dan memecahkannya. Hendaknya
mereka memahami bahwa Allah menghargai ilmu dan mengangkat derajat pemiliknya
di dunia dan akhirat.
·
Kebutuhan
akan keberhasilan dan keinginan untuk unggul
Perasaan remaja akan keberhasilan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan akan memotivasinya untuk menambah ilmu dan merasa percaya diri serta
berani menghadapi masalah baru.
·
Kebutuhan
akan persaudaraan
Seseorang akan merasa kuat dan aman ketika dia bersatu dengan
kelompoknya. Remaja membutuhkan latihan yang banyak untuk bekerja secara
kelompok atau bekerja kolektif.
·
Kebutuhan
akan motivasi
Manusia perlu ketenangan dan ketentraman. Ketika merasa bosan
mereka mencari objek-objek yang membuatnya sibuk. Para orang tua dan pendidik
hendaknya mengetahui,
o
Ketika
seseorang dimotivasi, besarlah kekuatannya untuk bekerja dan mempungsikan
akalnya sebatas kemampuannya.
o
Tantangan
apapun merupakan motivasi baik berupa permasalahan yang memerlukan pemecahan,
kompetisi untuk mencapai tujuan, bahaya yang menimpa seseorang, kehidupannya,
kehidupan kelompoknya, umat, atau agama yang di anutnya. Yang penting manusia
tetap teras tertantang.
·
Kebutuhan
terhadap kebebasan
Remaja ingin bebas memilih teman-temannya, bebas mengungkapkan
pemikiran, saran, dan pendapatnya. Mengekang kebebasan itu akan membuat mereka
pasif dalam pergaulannya dengan orang lain. Ketika diberi kebebasan untuk
bersukap dan mengambil keputusan, mereka akan menunjukkan jati diri dan
kepribadiannya serta bersandar pada dirinya sendiri dalam segala hal.
·
Kebutuhan
terhdap koreksi
Remaja
membutuhkan koreksi dan arahan yang tidak merintangi kebebasannya. Orang tua
harus mengetahui bahwa remaja akan lebih patuh pada kelompoknya dari pada
orang-orang dewasa.
BAB V
RAMAJA BERMASALAH DAN KESEHATAN
MENTAL
A.
Remaja Yang Bermasalah
a.
Prilaku
bermasalah yang wajar
Perilaku ini akan lebih jelas bila melihat pembagian masalah
berikut:
1.
Masalah
yang berkaitan dengan pribadi remaja itu
sendiri, seperti dalam bentuk:
Ø Perasaan dan pemikiran mengenai fisiknya. Kondisi ini terutama
muncul pada masa remaja awal dan hilang secara perlahan pada masa remaja akhir.
Dia mendambakan dan memikirkan bentuk tubuh tertentu, seperti bentuk tubuh atau
wajah bintang film dalam poster atau majalah, kemudia menomparasikannya dalam
kondisi dirinya.
Ø Sikap perasaan mengenai kemampuannya. Kondisi ini terjadi pada masa
remaja awal dan akhir. Dia berkeinginan kuat untuk bisa sukses mengerjakan
sesuatu, tetapi sering mengalami kegagalan di rumah dan sekolah.
Ø Tanggapan terhadap nilai. Di lingkungan sekitar remaja sering
muncul ketidak sesuaian nilai ideal dengan implementasinya. Dengan semakin
berkembangnya kemampuan berpikir, remaja mulai memikirkan nilai-nilai yang
benar dan salah, baik dan buruk, patut dan tidak patut untuk dijadikannya
pegangan dalam masa dewasanya.
2.
Masalah
yang berkaitan dengan teman sebaya dan peranannya sebagai laki-laki atau
wanita, dalam bentuk:
Ø Pergaulan dengan teman sebaya akan menimbulkan masalah tersendiri
bagi remaja.
Ø Pergaulan dengan sebaya lawan jenis, menimbulkan masalah yang cukup
banyak pada remaja awal dan akhir.
Ø Peranan diri sebagai laki-laki atau perempuan akan menimbulkan
pertanyaan dalam diri remaja itu, seperti apakah sebenarnya peranan perempuan
dan laki-laki, tidakkah akau berbuat salah, sebagai wanita tidakkah aku terlalu
terbuka, sebagai laki-laki tidakkah aku terlalu cengeng, siapa teman yang
menjadi teman hidupku? Untuk menghilangkan keraguannya, remaja menanyakannya
kepada orang dewasa.
3.
Masalah
berkaitan dengan orang tua, seperti dalam bentuk:
Ø Pelaksanaan tugas perkembanagn untuk meraih kebebasan emosional
dari orangtua.
Ø Kebutuhan-kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang dari orang tua
seringkali tidak terpenuhi akibat kesibukan orang tua bekerja.
Ø Keinginan bebas yang kontradiktif dengan kebergantungan secara
finansial, terutama dalam kelangsungan pendidikan.
b.
Prilaku
bermasalah menengah
Secara psikologis, prilaku
bermasalah menengah adalah perilaku remaja yang masih merupakan akibat dari
adanya berbagai perubahan fisik dan psikis dalam pertumbuhan dan perkembangan,
tetapi telah menunjukkan berbagai tanda yang mengarah pada adanya penyimpangan
yang cenderung merugikan dirinya sendiri
dan lingkungannya.
Prilaku bermaslah menengah ini juga
dinamakan tanda-tanda bahaya, baik agresif, pasif atau pengunduran diri atau
netral.
c.
Prilaku
bermasalah yang kuat atau penyimpangan prilaku
Sebagaimana prilaku bermasalah
menengah, prilaku bermasalah yang kuat ini pun terdiri dari dua sifat; pertama,
yaitu agresif dan kedua pasif. Prilaku menyimpang yang agresif
adalah bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang menyimpang dan cenderung merusak,
melanggar peraturan dan menyerang. Banyak aspek yang menjadi objek
penyimpangannya, misalnya hak milik orang lain, seks dan sebagainya.
Adapun prilaku menyimpang yang pasif
atau pengunduran diri adalah bentuk perilaku yang menunjukkan kecenderungan
putus asa dan merasa tidak aman sehingga menarik diri dari aktivitas dan takut
memperlihatkan usahanya.
B.
Remaja Yang Bahagia
a.
Bahagia
sesaat
Hal-hal yang membuat remaja bahagia dalam kehidupan sehari-hari
tampak jelas dalam hasil penelitian Jersild berikut:
1)
Pada
remaja berusia 12 sampai 15 tahun, hal-hal yang paling membuat mereka bahagia
adalah:
a)
Mendapatkan
hubungan baik dengan orang lain. Memperoleh teman yang pasti, dan sebagainya
(laki-laki 10,5%; perempuan 22,0%)
b)
Terjadi
berbagai peristiwa yang berkaitan dengan sekolah pada hari-hari akhir (sabtu),
seperti libur panjang, dan sebagainya (laki-laki 14,0% perempuan 11,1%)
c)
Berkreasi
ramai-ramai, kemping, menempuh perjalanan jauh, mengunjungi cagar alam atau
taman bunga (laki-laki 9,7%; perempuan 13,9%)
d)
Dalam
permainan-permanan (games), berburu bersepeda (ramai-ramai), dan lain-lain
(laki-laki 12,4%; perempuan 5,8%)
e)
Memperoleh/
memiliki materi, dan lain-lain (laki-laki 12,4%; perempuan 5,8%)
2)
Pada
remaja yang berusia 15 sampai 18 tahun, hal-hal yang paling membuat remaja
bahagia adalah:
a)
Berkreasi
ramai-ramai, kemping, menempuh perjalanan jauh, mengunjungi cagar alam atau
taman bunga (laki-laki 30,2 %; perempuan 6,9 %)
b)
Meraih
peningkatan diri, berhasil sekolah, berkesempatan meraih pendidikan (lanjutan),
merasa penting dalam jabatan, mendapatkan lapangan kerja (laki-laki 13,6%;
perempuan 15,9% )
c)
Mendapatkan
hubungan baik dengan orang lain, bersahabat karib, meraih teman yang pasti, dan
sebagainya (laki-laki 8,7%; perempuan 19,9%)
d)
Dalam
permainan-permainan (games), berburu, bersepeda (ramai-ramai), dan sebagainya.
(laki-laki 13,0%; perempuan 7,3%)
e)
Merasa
berguna bagi orang lain atau kemanusiaan pada umumnya, termasuk bila mampu
menyelesaikan perselisihan (laki-laki 7,9%; perempuan 9,7%)
b.
Bahagia
pertengahan
Jersild memaparkan hal-hal yang membuat remaja bahagia, yaitu
sebagai berikut:
1)
Pada
remaja awal, hal-hal yang paling membuatnya bahagia adalah:
a)
Tampang
yang memuaskan dan selaras dengan harapan.
b)
Diterima
dan tenar dalam kelompoknya
c)
Mempunyai
teman baru, meskipun teman baru lawan jenis kelamin cenderung lebih lama dalam
membuat remaja bahagia
d)
Meraih
kesuksesan, seperti dalam berkarya (seni)
e)
Status
sosial ekonomis keluarga yang memuaskan atau selaras dengan harapan, meskipun
kebahagiaan yang dicapainya lebih lama.
2)
Pada
remaja akhir, hal-hal yang membuatnya
bahagia relatif sama dengan remaja awal, tetapi ada sejumlah hal yang paling
membuatnya bahagia adalah:
a)
Terpenuhinya
kebutuhan akan kasih sayang (terutama lawan jenis)
b)
Penerimaan
lingkungan sekitar (teman-teman sebaya atau orang-orang dewasa)
c)
Berprestasi
dalam perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar