Hetalia: Axis Powers - Ukraine

Minggu, 06 April 2014

Makalah SPI



BAB 11
PEMBAHASAN
CARA MENGAJARKAN MATERI ISLAM PADA MASA KERAJAAN DAN PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG DI INDONESIA
A.    Zaman Penjajahan Belanda
       Sejarah perkembangan islam di indonesia memberi gambaran kepada kita bahwa kontak pertama antara pengembangan agama  islam dan berbagai  jenis kebudayaan dan masyarakat di Indonesia,menunjukkan adanya semacam akomodasi kultural.Disamping melalui perbenturan dalam dunia dagang ,sejarah juga menunjukkan bahwa penyebaran islam kadang-kadang terjadi pula dalam suatu relasi intelektual,ketika ilmu-ilmu dipertentangkan atau dipertemukan,ataupun ketika kepercayaan pada dunia lama mulai menurun.[1]
       Kedatangan kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya dibumi Nusantara dengan misi gandanya,sangat merusak dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.Memang diakui bahwa Belanda cukup banyak mewarnai perjalanan sejarah islam di Indonesia.Cukup banyak peristiwa  dan pengalaman yang dicatat Belanda sejak awal kedatangannya di Indonesia ,baik sebagai pedagang perseorangan , ketika diorganisasikan dalam bentuk kongsi dagang yang bernama VOC,atau juga sebagai aparat pemerintah yang berkuasa dan menjajah.Mereka menyadari bahwa untuk mempertahankan kekuasaannya di Indonesia,mereka harus berusaha memahami dan mengerti seluk-beluk penduduk pribumi yang dikuasainya.Kedatangan bangsa barat disatu pihak membawa dampak pada kemajuan teknologi,kendati kemajuan tersebut tidak dinikmati penduduk pribumi.Tujuannya hanyalah meningkatkan hasil penjajahannya.Begitu pula halnya dengan pendidikan,mereka telah memperkenalkan sistem dan metodologi baru,dan tentu saja lebih efektif,namun semua itu dilakukan sekedar untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang dapat membantu segala kepentingan penjajah dengan imbalan yang murah sekali dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat.[2]
       K.H.Zainuddin Zuhri menggambarkan bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat islam tidak memandang orang-orang barat tersebut melainkan sebagai penakluk dan penjajah,mereka kaum imperialis,tidak peduli mereka katolik atau protestan.Dalam dada penjajah tersebut begitu kuatnya ajaran dari politikus curang dan licik Machiavelli mengajarkan:
1.  Agama sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah.
2.  Agama tersebut dipakai untuk menjinakkan dan menaklukkan rakyat.
3.  Setiap ajaran agama yang dianggap palsu oleh pemeluk agama yang bersangkutan harus dibawa untuk memecah-belah dan agar mereka berbuat untuk mencari bantuan kepada pemerintah.
4.  Janji dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan
5.  Tujuan dapat menghalalkan segala cara.
       Kebijaksanaan Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan tentu saja dimaksudkan untuk kepentingan mereka sendiri terutama untuk kepentingan agama Kristen.Van den Boss menjadi Gubernur Jenderal di Jakarta pada th 1831,keluarlah kebijaksanaan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah .Sedang departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu,sementara di setiap daerah karesidenan didirikan satu sekolah agama Kristen.Yang terpikir oleh mereka di bidang pendidikan hanyalah untuk kepentingan mereka sendiri.Inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi penduduk pribumi adalah ketika Van Den Capellen menjabat sebagai Gubernur jenderal,dimana pada waktu dia memberikan surat Edaran yang ditujukan kepada para Bupati,yang isinya adalah:Dianggap penting untuk secepatnya mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin meratanya kemampuan membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar mereka lebih mudah untuk dapat menaati undang-undang dan hukum negara yang diterapkan Belanda.
       Jiwa dari surat edaran yang dibuat Van Den Capellan tersebut di atas adalah menggambarkan tujuan dari didirikannya Sekolah Dasar pada zaman itu.Pendidikan Agama islam yang telah ada di pondok pesantren,mesjid dan mushalla atau yang lainnya dianggap tidak membantu pemerintah Belanda.Para santri pondok masih dianggap buta huruf latin,yang secara resmi menjadi acuan pada waktu itu.
       Politik yang dijalankan pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas beragama islam sebenarnya didasari oleh adanya rasa ketakutan,rasa panggilan agamanya yaitu Kristen dan rasa kolonialismenya.sehingga dengan begitu mereka terapkan berbagai peraturan dan kebijakan,diantaranya:
1.    Pada  th 1882 pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus yang bertugas untuk mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam yang mereka sebut Priesterraden.Dari nasehat badan inilah maka pada th 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan yang baru yang isinya bahwa orang yang memberikan pengajaran atau pengajian agama islam harus terlebih dahulu meminta izin kepada pemerintah Belanda.
2.    Tahun 1925 keluar lagi peraturan yang lebih ketat terhadap pendidikan agama islam yaitu bahwa tidak semua orang (kiai)boleh memberikan pelajaran mengaji terkecuali telah mendapat semacam rekomendasi atau persetujuan pemerintah Belanda.
3.    Pada th 1932 keluar lagi peraturan yang isinya berupa kewenangan untuk memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak disukai oleh pemerintah Belanda yang disebut Ordonansi Sekolah Liar.[3]
       Dalam bidang pendidikan agama pemerintah Hindia Belanda,mempunyai sikap netral terhadap pendidikan agama di sekolah-sekolah umum ,ini dinyatakan dalam pasal 179(2) I.S (Indische Staatsregeling) dan dalam beberapa ordanansi yang secara singkatnya sbb:
       Pengajaran umum adalah netral ,artinya bahwa pengajaran itu diberikan dengan menghormati keyakinan agama masing-masing .Pengajaran agama hanya  boleh berlaku di luar jam sekolah (sumardi,1978:11).Alternatif lain dari lembaga pendidikan yang lebih merakyat serta bersifat egalitarian adalah pendidikan di pesantren,surau atu dayah ,maka lembaga-lembaga pendidikan itu adalah merupakan pilihan yang memungkinkan bagi masyarakat Indonesia,karenanya masyarakat muslim ketika itu banyak memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan tersebut.
1.Pendidikan islam sebelum tahun 1900
     Sebelum th 1900,kita mengenal pendidikan islam secara  perseorangan,melalui rumah tangga dan surau/langgar atau mesjid.Pendidikan secara perseorangan dan rumah tangga itu lebih mengutamakan pelajaran praktis,dan masalah-masalah yang berhubungan dengan ibadah.Belum ada pemisahan mata pelajaran tertentu dan pelajaran yang diberikan pun belum sistematis.
       Sedangkan pendidikan surau mempunyai dua tingkatan yaitu:pelajaran allquran dan pengkajian kitab.Pada pelajaran alqur’an diberikan pelajaran huruf Hijaiyah,Juz’amma dan alqur’an,setelah murid setelah murid menyelesaikan pelajaran alqur’an,ia dapat melanjutkan pengkajian kitab.Pada pengkajian ini diajarkan ilmu sharf,nahu,tafsir dan ilmu lain-lain.
Pendidikan islam pada masa ini bercirikan hal-hal sebagai berikut:
a.   Pelajaran diberikan satu demi satu.
b.  Pelajaran ilmu sharaf didahulukan dari ilmu nahwu
c.   Buku pelajaran pada mulanya dikarang oleh ulama Indonesia dan diterjemahkan kedalam bahasa daerah setempat.
d.  Kitab yang digunakan umumnya ditulis tangan
e.   Pelajaran suatu ilmu hanya di ajarkan dalam satu macam buku saja
f.   Toko buku belum ada,yang ada hanyalah menyalin buku dengan tulisan tangan.
g.  karena terbatasnya bacaan,materi ilmu agama sangat sedikiti
h.  belum lahir aliran baru dalam islam(M.Yunus,1985:62)
2.Pendidikan Islam pada Masa Peralihan(1900-1908)[4]
       Lembaga-lembaga pendidikan islam sebelum tahun 1900 masih relatif sedikit dan berlangsung secara sederhana.Setelah itu,dalam periode yang disebut peralihan ini telah banyak berdiri tempat pendidikan islam terkenal di Sumatera,seperti  Surau Parebek Bukit Tinggi(1908)yang didirikan oleh Syekh H.Ibrahim Parabek dan di Pulau Jawa seperti Pesantren Tebuireng,namun sistem madrasah belum dikenal.
Adapun pelajaran agama islam pada masa peralihan ini bercirikan hal-hal sebagai berikut:
a.   Pelajaran untuk dua sampai enam ilmu dihimpun secara sekaligus
b.  Pelajaran ilmu nahwu didahulukan atau disamakan dengan ilmu sharaf
c.   Semua buku pelajaran merupakan kalangan ulama islam kuno dan dalam bahasa Arab
d.  Semua buku dicetak
e.   Suatu ilmu diajarkan dari beberapa macam buku ;rendah,menengah,dan tinggi.
f.   Telah ada toko buku yang memesan buku-buku dari Mesir atau Mekah.
g.  Ilmu agama telah berkembang luas berkat banyaknya buku bacaan.
h.  .Aliran baru dalam islam seperti yang dibawa oleh majalah Al-Manar di Mesir mulai lahir.
       Pada waktu itu kebijakan pemerintah Kolonial Belanda terhadap pendidikan islam Indonesia  sangat ketat. Di samping itu,juga pemerintah Kolonial gencar mempropagandakan  pendidikan yang mereka kelola,yaitu pendidikan yang membedakan antara golongan priyayi atau pejabat bahkan yang beregama Kristen.[5]
3.Pendidikan Islam Sesudah Tahun 1909
       Sistem madrasah baru dikenal pada permulaan abad ke-20.Sistem ini membawa pembaharuan,antara lain:
1.    Perubahan sistem pengajaran  dari perseorangan atau sorogan menjadi Klasikal.
2.    Pengajaran pengetahuan umum di samping pengetahuan agama dan bahasa Arab. 
B.     Zaman Penjajahan Jepang
1.Tujuan Persekolahan Secara Umum
       Pendidikan pada zaman jepang disebut “Hakko Ichiu”,yakni mengajak bangsa Indonesia bekerja sama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya.Oleh karena itu,setiap hari pelajar terutama pada pagi hari harus mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang,lalu dilatih kemiliteran.Sistem  persekolahan di Zaman pendudukan Jepang banyak berbeda dengan penjajahan Belanda.   
       Sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda diganti dengan sistem Jepang.Segala daya upaya ditujukan untuk kepentingan perang.Murid-murid hanya mendapat pengetahuan yang sedikit sekali.
Kegiatan-kegiatan sekolah antara lain:
1.      Mengumpulkan batu,pasir untuk kepentingan perang;
2.      Membersihkan bengkel-bengkel,sarana-sarana militer;
3.      Menanam ubi-ubian,sayur-sayuran di pekarangan sekolah untuk persediaan makanan.
4.      Menanam pohon jarak untuk bahan pelumas.
Ada beberapa hal yang dicatat pada zaman Jepang ,yaitu terjadinya perubahan yang cukup mendasar di bidang pendidikan sbb:
1.      Dihapuskannya dualisme pengajaran;Berbagai macam jenis sekolah rendah,yang dahulunya diselenggarakan pada zaman Belanda,dihapuskan sama sekali.
2.      Pemakaian bahasa Indonesia,baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah,telah dilaksanakan.
2..Sikap Jepang Terhadap pendidikan Islam[6]
       Sikap penjajah Jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak sehingga ruang gerak pendidikan islam lebih bebas ketimbang pada Zaman pemerintahan kolonial Belanda..Terlebih –lebih pada tahap permulaan ,pemerintah Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam.Untuk mendekati umat islam ,mereka menempuh beberapa kebijaksanaan berikut:
a.       Kantor Urusan Agama (KUA)
b.      Pembentukan Masyumi
c.       Terbentuknya Hizbullah
3.Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah
       Pada masa pendudukan jepang ,ada satu keistimewaan dalam dunia pendidikan.Sekolah-sekolah telah diseragamkan dan dinegerikan,Taman Siswa dan lain-lain diizinkan terus berkembang,tetapi masih diatur dan diselenggarakan oleh penduduk jepang.  

















C.      KESIMPULAN
         Pada zaman penjajahan Belanda K.H.Zainuddin Zuhri menggambarkan bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat islam tidak memandang orang –orang barat tersebut,melainkan sebagai penakluk dan penjajah.Dalam dada penjajah tersebut terdapat ajaran dari politikus curang dan licik Machiavelli,yang antara lain mengajarkan:
1.       Agama sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah.
2.       Agama tersebut dipakai untuk menjinakkan dan menaklukkan rakyat.
3.       Setiap aliran agama yang dianggap palsu oleh penduduk yang bersangkutan harus dimamfaatkkan untuk memecah belah dan mendorong mereka agar  mencari bantuan kepada pemerintah.
4.       janji dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan.
5.       Tujuan dapat menghalalkan segala cara.
Zaman penjajahan Jepang
Pendudukan pada zaman Jepang disebut “hakko Ichiu’’,yakni mengajak bangsa Indonesia bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya.Oleh karena itu,setiap hari pelajar terutama pada pagi hari harus mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang,lalu dilatih kemiliteran.
Sikap penjajahan Jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak sehingga ruang gerak pendidikan islam lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda.    
     D. Saran
                       Demikianlah makalah ini penulis buat,dalam makalah ini masih banyak kekurangan,oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah ini untuk masa-masa yang akan datang.







DAFTAR PUSTAKA
                 Dra.Hj.Rukiati K Enung Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Pustaka Setia Bandung :2006)
Drs Hasibullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Pt Raja Grafindo Persada Jakarta 1996)
Prof.Dr.H.Daulay Haidar Putra,MA Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia (Kencana  Prenada Media Group Jakarta: 2007).









[1] Dra.Hj.Rukiati K Enung Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Pustaka Setia Bandung :2006) h.55
[2] Ibid h.57
[3] Drs Hasibullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Pt Raja Grafindo Persada Jakarta 1996) h. 52
[4] Ibid h. 55
[5] Prof.Dr.H.Daulay Haidar Putra,MA Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia (Kencana  Prenada Media Group Jakarta: 2007) h. 28
[6] Ibid h.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar