BAB 11
PEMBAHASAN
CARA
MENGAJARKAN MATERI ISLAM PADA MASA KERAJAAN DAN PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG
DI INDONESIA
A.
Zaman Penjajahan Belanda
Sejarah perkembangan islam di indonesia memberi gambaran
kepada kita bahwa kontak pertama antara pengembangan agama islam dan berbagai jenis kebudayaan dan masyarakat di
Indonesia,menunjukkan adanya semacam akomodasi kultural.Disamping melalui
perbenturan dalam dunia dagang ,sejarah juga menunjukkan bahwa penyebaran islam
kadang-kadang terjadi pula dalam suatu relasi intelektual,ketika ilmu-ilmu
dipertentangkan atau dipertemukan,ataupun ketika kepercayaan pada dunia lama
mulai menurun.[1]
Kedatangan
kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya dibumi Nusantara dengan misi
gandanya,sangat merusak dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.Memang
diakui bahwa Belanda cukup banyak mewarnai perjalanan sejarah islam di
Indonesia.Cukup banyak peristiwa dan
pengalaman yang dicatat Belanda sejak awal kedatangannya di Indonesia ,baik
sebagai pedagang perseorangan , ketika diorganisasikan dalam bentuk kongsi
dagang yang bernama VOC,atau juga sebagai aparat pemerintah yang berkuasa dan
menjajah.Mereka menyadari bahwa untuk mempertahankan kekuasaannya di
Indonesia,mereka harus berusaha memahami dan mengerti seluk-beluk penduduk
pribumi yang dikuasainya.Kedatangan bangsa barat disatu pihak membawa dampak
pada kemajuan teknologi,kendati kemajuan tersebut tidak dinikmati penduduk pribumi.Tujuannya
hanyalah meningkatkan hasil penjajahannya.Begitu pula halnya dengan pendidikan,mereka
telah memperkenalkan sistem dan metodologi baru,dan tentu saja lebih
efektif,namun semua itu dilakukan sekedar untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang
dapat membantu segala kepentingan penjajah dengan imbalan yang murah sekali
dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat.[2]
K.H.Zainuddin
Zuhri menggambarkan bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat islam tidak
memandang orang-orang barat tersebut melainkan sebagai penakluk dan
penjajah,mereka kaum imperialis,tidak peduli mereka katolik atau
protestan.Dalam dada penjajah tersebut begitu kuatnya ajaran dari politikus
curang dan licik Machiavelli mengajarkan:
1.
Agama
sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah.
2.
Agama
tersebut dipakai untuk menjinakkan dan menaklukkan rakyat.
3.
Setiap
ajaran agama yang dianggap palsu oleh pemeluk agama yang bersangkutan harus
dibawa untuk memecah-belah dan agar mereka berbuat untuk mencari bantuan kepada
pemerintah.
4.
Janji
dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan
5.
Tujuan
dapat menghalalkan segala cara.
Kebijaksanaan
Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan tentu saja dimaksudkan untuk
kepentingan mereka sendiri terutama untuk kepentingan agama Kristen.Van den
Boss menjadi Gubernur Jenderal di Jakarta pada th 1831,keluarlah kebijaksanaan
bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah
.Sedang departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan
satu,sementara di setiap daerah karesidenan didirikan satu sekolah agama
Kristen.Yang terpikir oleh mereka di bidang pendidikan hanyalah untuk
kepentingan mereka sendiri.Inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan yang
diperuntukkan bagi penduduk pribumi adalah ketika Van Den Capellen menjabat
sebagai Gubernur jenderal,dimana pada waktu dia memberikan surat Edaran yang
ditujukan kepada para Bupati,yang isinya adalah:Dianggap penting untuk
secepatnya mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin meratanya kemampuan
membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar mereka lebih mudah untuk dapat
menaati undang-undang dan hukum negara yang diterapkan Belanda.
Jiwa
dari surat edaran yang dibuat Van Den Capellan tersebut di atas adalah
menggambarkan tujuan dari didirikannya Sekolah Dasar pada zaman itu.Pendidikan
Agama islam yang telah ada di pondok pesantren,mesjid dan mushalla atau yang
lainnya dianggap tidak membantu pemerintah Belanda.Para santri pondok masih
dianggap buta huruf latin,yang secara resmi menjadi acuan pada waktu itu.
Politik
yang dijalankan pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas
beragama islam sebenarnya didasari oleh adanya rasa ketakutan,rasa panggilan
agamanya yaitu Kristen dan rasa kolonialismenya.sehingga dengan begitu mereka
terapkan berbagai peraturan dan kebijakan,diantaranya:
1. Pada
th 1882 pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus yang bertugas
untuk mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam yang mereka sebut
Priesterraden.Dari nasehat badan inilah maka pada th 1905 pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan yang baru yang isinya bahwa orang yang memberikan
pengajaran atau pengajian agama islam harus terlebih dahulu meminta izin kepada
pemerintah Belanda.
2.
Tahun
1925 keluar lagi peraturan yang lebih ketat terhadap pendidikan agama islam
yaitu bahwa tidak semua orang (kiai)boleh memberikan pelajaran mengaji
terkecuali telah mendapat semacam rekomendasi atau persetujuan pemerintah
Belanda.
3.
Pada
th 1932 keluar lagi peraturan yang isinya berupa kewenangan untuk memberantas
dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak disukai oleh pemerintah Belanda
yang disebut Ordonansi Sekolah Liar.[3]
Dalam
bidang pendidikan agama pemerintah Hindia Belanda,mempunyai sikap netral
terhadap pendidikan agama di sekolah-sekolah umum ,ini dinyatakan dalam pasal
179(2) I.S (Indische Staatsregeling) dan dalam beberapa ordanansi yang secara
singkatnya sbb:
Pengajaran
umum adalah netral ,artinya bahwa pengajaran itu diberikan dengan menghormati
keyakinan agama masing-masing .Pengajaran agama hanya boleh berlaku di luar jam sekolah
(sumardi,1978:11).Alternatif lain dari lembaga pendidikan yang lebih merakyat
serta bersifat egalitarian adalah pendidikan di pesantren,surau atu dayah ,maka
lembaga-lembaga pendidikan itu adalah merupakan pilihan yang memungkinkan bagi
masyarakat Indonesia,karenanya masyarakat muslim ketika itu banyak memasukkan
anak-anak mereka ke lembaga pendidikan tersebut.
1.Pendidikan islam sebelum tahun
1900
Sebelum th 1900,kita mengenal pendidikan islam secara perseorangan,melalui rumah tangga dan
surau/langgar atau mesjid.Pendidikan secara perseorangan dan rumah tangga itu
lebih mengutamakan pelajaran praktis,dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan ibadah.Belum ada pemisahan mata pelajaran tertentu dan pelajaran yang
diberikan pun belum sistematis.
Sedangkan
pendidikan surau mempunyai dua tingkatan yaitu:pelajaran allquran dan
pengkajian kitab.Pada pelajaran alqur’an diberikan pelajaran huruf
Hijaiyah,Juz’amma dan alqur’an,setelah murid setelah murid menyelesaikan
pelajaran alqur’an,ia dapat melanjutkan pengkajian kitab.Pada pengkajian ini
diajarkan ilmu sharf,nahu,tafsir dan ilmu lain-lain.
Pendidikan islam pada masa ini
bercirikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pelajaran
diberikan satu demi satu.
b.
Pelajaran
ilmu sharaf didahulukan dari ilmu nahwu
c.
Buku
pelajaran pada mulanya dikarang oleh ulama Indonesia dan diterjemahkan kedalam
bahasa daerah setempat.
d.
Kitab
yang digunakan umumnya ditulis tangan
e.
Pelajaran
suatu ilmu hanya di ajarkan dalam satu macam buku saja
f.
Toko
buku belum ada,yang ada hanyalah menyalin buku dengan tulisan tangan.
g.
karena
terbatasnya bacaan,materi ilmu agama sangat sedikiti
h.
belum
lahir aliran baru dalam islam(M.Yunus,1985:62)
2.Pendidikan Islam pada Masa
Peralihan(1900-1908)[4]
Lembaga-lembaga
pendidikan islam sebelum tahun 1900 masih relatif sedikit dan berlangsung
secara sederhana.Setelah itu,dalam periode yang disebut peralihan ini telah
banyak berdiri tempat pendidikan islam terkenal di Sumatera,seperti Surau Parebek Bukit Tinggi(1908)yang
didirikan oleh Syekh H.Ibrahim Parabek dan di Pulau Jawa seperti Pesantren
Tebuireng,namun sistem madrasah belum dikenal.
Adapun pelajaran agama islam pada
masa peralihan ini bercirikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pelajaran
untuk dua sampai enam ilmu dihimpun secara sekaligus
b.
Pelajaran
ilmu nahwu didahulukan atau disamakan dengan ilmu sharaf
c.
Semua
buku pelajaran merupakan kalangan ulama islam kuno dan dalam bahasa Arab
d.
Semua
buku dicetak
e.
Suatu
ilmu diajarkan dari beberapa macam buku ;rendah,menengah,dan tinggi.
f.
Telah
ada toko buku yang memesan buku-buku dari Mesir atau Mekah.
g.
Ilmu
agama telah berkembang luas berkat banyaknya buku bacaan.
h.
.Aliran
baru dalam islam seperti yang dibawa oleh majalah Al-Manar di Mesir mulai
lahir.
Pada
waktu itu kebijakan pemerintah Kolonial Belanda terhadap pendidikan islam
Indonesia sangat ketat. Di samping itu,juga
pemerintah Kolonial gencar mempropagandakan
pendidikan yang mereka kelola,yaitu pendidikan yang membedakan antara
golongan priyayi atau pejabat bahkan yang beregama Kristen.[5]
3.Pendidikan Islam Sesudah Tahun
1909
Sistem
madrasah baru dikenal pada permulaan abad ke-20.Sistem ini membawa
pembaharuan,antara lain:
1.
Perubahan
sistem pengajaran dari perseorangan atau
sorogan menjadi Klasikal.
2.
Pengajaran
pengetahuan umum di samping pengetahuan agama dan bahasa Arab.
B. Zaman Penjajahan Jepang
1.Tujuan Persekolahan Secara Umum
Pendidikan
pada zaman jepang disebut “Hakko Ichiu”,yakni
mengajak bangsa Indonesia bekerja sama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama
Asia Raya.Oleh karena itu,setiap hari pelajar terutama pada pagi hari harus
mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang,lalu dilatih kemiliteran.Sistem persekolahan di Zaman pendudukan Jepang banyak
berbeda dengan penjajahan Belanda.
Sekolah-sekolah
yang ada pada zaman Belanda diganti dengan sistem Jepang.Segala daya upaya
ditujukan untuk kepentingan perang.Murid-murid hanya mendapat pengetahuan yang
sedikit sekali.
Kegiatan-kegiatan sekolah antara
lain:
1.
Mengumpulkan
batu,pasir untuk kepentingan perang;
2.
Membersihkan
bengkel-bengkel,sarana-sarana militer;
3.
Menanam
ubi-ubian,sayur-sayuran di pekarangan sekolah untuk persediaan makanan.
4.
Menanam
pohon jarak untuk bahan pelumas.
Ada beberapa hal yang dicatat pada
zaman Jepang ,yaitu terjadinya perubahan yang cukup mendasar di bidang
pendidikan sbb:
1.
Dihapuskannya
dualisme pengajaran;Berbagai macam jenis sekolah rendah,yang dahulunya
diselenggarakan pada zaman Belanda,dihapuskan sama sekali.
2.
Pemakaian
bahasa Indonesia,baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada
tiap-tiap jenis sekolah,telah dilaksanakan.
2..Sikap Jepang Terhadap pendidikan
Islam[6]
Sikap
penjajah Jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak sehingga ruang
gerak pendidikan islam lebih bebas ketimbang pada Zaman pemerintahan kolonial
Belanda..Terlebih –lebih pada tahap permulaan ,pemerintah Jepang menampakkan
diri seakan-akan membela kepentingan Islam.Untuk mendekati umat islam ,mereka
menempuh beberapa kebijaksanaan berikut:
a.
Kantor
Urusan Agama (KUA)
b.
Pembentukan
Masyumi
c.
Terbentuknya
Hizbullah
3.Pertumbuhan dan Perkembangan
Madrasah
Pada
masa pendudukan jepang ,ada satu keistimewaan dalam dunia
pendidikan.Sekolah-sekolah telah diseragamkan dan dinegerikan,Taman Siswa dan
lain-lain diizinkan terus berkembang,tetapi masih diatur dan diselenggarakan
oleh penduduk jepang.
C.
KESIMPULAN
Pada zaman penjajahan
Belanda K.H.Zainuddin Zuhri menggambarkan bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas
umat islam tidak memandang orang –orang barat tersebut,melainkan sebagai
penakluk dan penjajah.Dalam dada penjajah tersebut terdapat ajaran dari
politikus curang dan licik Machiavelli,yang antara lain mengajarkan:
1. Agama sangat diperlukan bagi pemerintah
penjajah.
2. Agama tersebut dipakai untuk menjinakkan dan
menaklukkan rakyat.
3. Setiap aliran agama yang dianggap palsu oleh
penduduk yang bersangkutan harus dimamfaatkkan untuk memecah belah dan
mendorong mereka agar mencari bantuan
kepada pemerintah.
4. janji dengan rakyat tak perlu ditepati jika
merugikan.
5.
Tujuan
dapat menghalalkan segala cara.
Zaman penjajahan Jepang
Pendudukan pada zaman Jepang disebut “hakko Ichiu’’,yakni mengajak
bangsa Indonesia bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia
Raya.Oleh karena itu,setiap hari pelajar terutama pada pagi hari harus
mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang,lalu dilatih kemiliteran.
Sikap penjajahan Jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih
lunak sehingga ruang gerak pendidikan islam lebih bebas ketimbang pada zaman
pemerintahan kolonial Belanda.
D. Saran
Demikianlah
makalah ini penulis buat,dalam makalah ini masih banyak kekurangan,oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah
ini untuk masa-masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Hj.Rukiati K Enung Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Pustaka Setia Bandung :2006)
Drs
Hasibullah Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia (Pt Raja Grafindo Persada Jakarta 1996)
Prof.Dr.H.Daulay
Haidar Putra,MA Sejarah Pertumbuhan dan
Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia (Kencana Prenada Media Group Jakarta: 2007).
[1] Dra.Hj.Rukiati K Enung Sejarah
Pendidikan Islam Di Indonesia (Pustaka Setia Bandung :2006) h.55
[2] Ibid h.57
[3] Drs Hasibullah Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia (Pt Raja Grafindo Persada Jakarta 1996) h. 52
[4] Ibid h. 55
[5] Prof.Dr.H.Daulay Haidar Putra,MA Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan
Pendidikan Islam Di Indonesia (Kencana
Prenada Media Group Jakarta: 2007) h. 28
[6] Ibid h.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar